Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Orang beriman diliputi berbagai kebaikan. Bayangkan, sejak ia bangun tidur sampai tidur lagi, semua aktivitasnya bisa bernilai pahala. Pahala, adalah tabungan kebaikan di sisi Allah yang kelak akan diberikan kepada para pelakunya dulu ketika menjalani kehidupan di dunia. Salah satu yang bisa menjadi motivasi kebaikan dalam meraih pahala Allah Ta’ala adalah melangkahkan kaki ke masjid.
Tentu saja, melangkahkan kaki ke masjid tidak lain kecuali untuk shalat dan serangkaian ibadah lainnya. Berikut ini adalah keutamaan bagi setiap muslim yang melangkah kakinya ke masjid sesuai dengan sabda-sabda Nabi SAW.
Pertama, ditinggikan derajat dan dihapus dosanya. Ini janji orang termulia, Muhammad Rasulullah SAW, bukan manusia seperti umumnya. Inilah sabdanya,
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
“Jika dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649).
Dalam sabdanya yang lain, Nabi SAW juga bersabda,
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
“Siapa yang bersuci dari rumahnya kemudian berjalan ke salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu dari kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan, maka kedua langkahnya salah satunya akan menghapus dosa dan langkah yang lainnya akan mengangkat derajat.” (HR. Muslim no. 1553)
Sebagai penguat, dalam sabdanya yang lain, Rasulullah SAW bersabda,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ, فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ
“Maukah kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang dengannya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?” Mereka menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu pada keadaan yang dibenci (seperti pada keadaan yang sangat dingin, red.), banyak berjalan ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat. Maka itulah ribath, itulah ribath.” (HR. Muslim no. 251)
Berdasarkan hadits tersebut di atas, maka untuk mendapatkan keutamaan berjalan menuju masjid, hendaknya wudhu dilakukan di rumahnya masing-masing. Sehingga pada saat berjalan ke masjid sudah dalan keadaan wudhu yang sempurna.
Kedua, setiap langkahnya menuju masjid adalah sedekah. Nabi SAW bersabda,
وَكُلُّ خَطْوَةٍ تَمْشِيهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ
“Setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR. Muslim no. 2382).
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
Bisa jadi seorang muslim belum diberi kemampuan untuk bersedekah berupa uang. Maka langkah kaki yang ia langkahkan ke masjid bisa menjadi sedekahnya, sebagaimana hadits Nabi SAW di atas.
Ketiga, menjadi tamu istimewa Allah di surga dengan mendapat hidangan khusus setiap pagi dan sore. Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ نُزُلاً كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
“Siapa menuju masjid pada waktu pagi hari atau sore hari maka Allah akan memberikan jamuan hidangan baginya di surga pada setiap pagi dan sore.” (HR. Al-Bukhari no. 148 dan Muslim no. 669).
Masya Allah, betapa sayang dan besarnya pahala dari Allah Ta’ala bagi orang-orang yang selalu berusaha melangkahkan kakinya ke masjid untuk shalat berjamaah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan
Keempat, setiap langkah mendapatkan kebaikan (hasanah/pahala) dan dihapuskan dari keburukan/kejelekan. Bukankah di antara kita senang bila setiap kesalahan dan keburukan dihapuskan? Sebaliknya, bukankah kita akan merasa lega bila mendapatkan setiap kebaikan?
Semua itu bisa diraih dengan melangkahkan kaki ke masjid. Ini sabda Nabi SAW,
كُلُّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا إِلَى الصَّلاَةِ يُكْتَبُ لَهُ بِهَا حَسَنَةٌ وَيُمْحَى عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةٌ
“Setiap langkah menuju tempat shalat akan dicatat sebagai kebaikan dan akan menghapus kejelekan.” (HR. Ahmad)
Kelima, mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat. Inilah sabda Nabi SAW,
Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina
قال رسول الله: بَشِّرِ المشَّائينَ في الظُّلَمِ إلى المساجدِ بالنُّورِ التَّامِّ يومَ القيامةِ. صحيح الترغيب
Rasulullah bersabda, “Berilah kabar gembira bagi orang-orang yg berjalan kaki dalam kegelapan malam menuju masjid-masjid (mereka, red.) akan mendapat cahaya yang sempurna pada hari kiamat nanti.” (Shahih Sunan Abu Dawud 561 dan Shahih sunan At Tirmidzi 223, Mustadrak Al Hakim 1/332, Al Hakim menyatakan shahih berdasarkan syarat Bukhori Muslim).
Keenam, langkah pulang ke rumahnya dari masjid, nilainya sama dengan langkah keberangkatannya di masjid seperti di atas :
فَقِيلَ لَهُ أَوْ قُلْتُ لَهُ لَوِ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا تَرْكَبُهُ فِى الظَّلْمَاءِ وَفِى الرَّمْضَاءِ . قَالَ مَا يَسُرُّنِى أَنَّ مَنْزِلِى إِلَى جَنْبِ الْمَسْجِدِ إِنِّى أُرِيدُ أَنْ يُكْتَبَ لِى مَمْشَاىَ إِلَى الْمَسْجِدِ وَرُجُوعِى إِذَا رَجَعْتُ إِلَى أَهْلِى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « قَدْ جَمَعَ اللَّهُ لَكَ ذَلِكَ كُلَّهُ »
Dari Ubay bin Ka’ab berkata, “Dulu ada seseorang yang tidak aku ketahui seorang pun yang jauh rumahnya dari masjid selain dia. Namun dia tidak pernah luput dari shalat. Kemudian ada yang berkata padanya atau aku sendiri yang berkata padanya, “Bagaimana kalau engkau membeli unta untuk dikendarai ketika gelap dan ketika tanah dalam keadaan panas.” Orang tadi lantas menjawab, “Aku tidaklah senang jika rumahku di samping masjid. Aku ingin dicatat bagiku langkah kakiku menuju masjid dan langkahku ketika pulang kembali ke keluargaku.” Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh Allah telah mencatat bagimu seluruhnya.” (HR. Muslim no. 1546)
Begitu luar biasanya kasih sayang Allah bagi orang-orang yang mau melangkahkan kakinya menuju masjid semata-mata hendak melaksanakan shalat, sehingga Allah menjanjikan kepada mereka berbagai macam keutamaan seperti tersebut di atas.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat
Hanya orang-orang yang berimanlah yang mampu melakukannya, karena sangat yakin bahwa janji Allah tersebut pasti akan dipenuhi oleh-Nya. Hanya orang-orang yang beriman kepada hari akhirlah yang mampu melakukannya, karena sangat yakin adanya hari pembalasan, sehingga dia benar-benar berharap mendapatkan fadhilah-fadhilah tersebut di atas.
Hal ini sesuai dengan firman Allah,
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At Taubah: 18)
Semoga kita termasuk orang beriman yang senang mendatangi masjid-masjid Allah untuk beribadah, wallahua’lam.(A/RS3/P1)
Baca Juga: Enam Langkah Menjadi Pribadi yang Dirindukan
Mi’raj News Agency (MINA)