Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IPW: Ada Lima Keganjalan dalam Teror Bom Thamrin

habibi - Rabu, 20 Januari 2016 - 02:16 WIB

Rabu, 20 Januari 2016 - 02:16 WIB

566 Views ㅤ

Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW). foto: (wiki).
<a href=

Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW). foto: (wiki)." width="300" height="200" /> Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW). foto: (wiki).

Jakarta,  9 Rabi’ul Akhir 1437 / 19 Januari 2016 (MINA) – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan teror bom Thamrin adalah fenomena atau aksi model terbaru dari yang selama ini dipertunjukan oleh teroris.

“Baru kali ini teroris melakukan serangan terbuka di ruang publik, dan mempertontonkan wajahnya. Mereka sekaligus mengingatkan tingkat kesadisan teroris semakin tinggi dan mengkhawatirkan,” kata Neta di Kedai Pempek Kita, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (19/1) sore. Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Neta mengatakan ada beberapa spekulasi yang muncul setelah terjadi teror bom Thamrin, di antaranya bom ditunjukan untuk menjatuhkan Kapolda Metro, Tito Karnavian. Karena Tito akan menjadi jenderal bintang tiga dan selangkah lagi bisa ikut bersaing merebut posisi Kapolri.

Spekulasi kedua untuk mengangkat citra Tito Karnavian sebagai Kapolda Metro Jaya, “Karena polisi seakan-akan begitu cepat dan tangkas mengamankan aksi teror dengan waktu tidak sampai 40 menit. Sehingga tentunya prestasi untuk mengangkat citra Tito,” katanya.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Namun menurutnya, Indonesia Police Watch (IPW) melihat ada lima keganjalan dibalik kejadian teror Thamrin yang terjadi beberapa hari yang lalu itu.

Pertama, kenapa kelompoknya Kombes Pol Krishna Murti begitu cepat datang ke lokasi bahkan dia sudah memakai rompi anti peluru langsung beraksi. Padahal dia bukan densus melainkan Direktur Reserse Kriminal Umum, dan juga Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Martuani Somin juga datang cepat. “Dalam waktu 10 menit, ini menjadi perntanyaan kita,”. katanya.

Kedua, kata Neta, mengapa para pelaku begitu tenang melakukan aksi teror di ruang publik yang selama ini teror itu selalu bersembunyi, dan seolah-olah dia juga bergaya seperti Densus, menembaki orang-orang dan polisi.

Ketiga, beberapa jam setelah bom itu meledak, munculnya polemik, perbedaan pendapat antara Badan Intelejen Negara (BIN) dan Polisi. Memperdebatkan “Ini ISIS atau bukan ISIS,” katanya.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Keempat, mengapa polisi sampai sekarang ini tidak memaparkan dan mengungkapkan siapa tim yang mengangkut dan menjemput para teroris itu. “Kalau kita lihat dalam kondisi seperti itu sangat mustahil teroris tersebut tiba-tiba muncul tidak ada yang mengantar,” pungkasnya.

Polisi sendiri sempat mengatakan bahwa mereka menemukan mobil ber-plat D yang diduga mengantar para teroris, “Namun sampai sekarang tidak ada penjelasan lebih lanjut, polisi seperti kurang transparan,” tambahnya.

Kejangalan yang kelima katanya, setelah bom meledak di Thamrin, mengapa isu bom di tempat lain bermunculan dan diberitakann oleh media masa. “Padahal yang kita tahu isu tidak boleh dipublikasian. Apakah ini strategi? seolah-oleh Jakarta seperti Paris?” tutupnya. (L/roy/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Breaking News
Indonesia
test