Iran Kecam Sikap Diam AS dan Eropa Usai Israel Serang Konvoi Bantuan di Gaza

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Al Kan'ani mengecam sikap diam Amerika Serikat dan negara-negara Eropa usai Israel serang konvoi bantuan yang menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal dunia. (Dok. Press TV)

Teheran, MINA – Iran mengecam sikap diam Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa setelah Israel menembaki orang-orang yang sedang di Kota Gaza dan menewaskan lebih dari 100 warga Palestina pada Kamis (29/2) kemarin.

“Lebih dari 100 warga Palestina yang mengantri untuk menerima bantuan kemanusiaan di Jalan Al-Rashid di Gaza menjadi syahid, lebih dari 800 orang terluka akibat serangan biadab rezim Zionis,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kan’ani dalam keterangannya pada Jumat (1/3).

“Luka Gaza tidak akan terhapuskan dari ingatan orang-orang bebas di dunia, dan rasa malu karena mendukung dan tetap diam terhadap pembunuhan massal dan genosida warga Palestina oleh rezim kriminal Zionis akan terlihat jelas di dahi orang-orang palsu,” tambahnya.

Lebih dari 100 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka ketika pasukan Israel menembaki orang-orang tersebut, kata Kementerian Kesehatan Palestina, dan menyebut insiden itu sebagai “pembantaian”.

Warga Kota Gaza berkumpul untuk mencari makanan, namun wilayah tersebut sama sekali tidak aman dari serangan Israel. LSM dan pakar PBB telah menyuarakan kekhawatiran akan kelaparan di Gaza utara dan terdapat laporan mengenai banyak orang, termasuk bayi, yang meninggal karena kelaparan.

Badan kemanusiaan PBB, OCHA, menggambarkan situasi keamanan pangan sebagai “sangat kritis di seluruh Gaza, khususnya di Gaza utara.”

Menurut Program Pangan Dunia (WFP), tidak ada kelompok kemanusiaan yang mampu mengirimkan bantuan ke wilayah utara selama lebih dari sebulan. Badan tersebut menuduh Israel memblokir akses.

Penembakan di Kota Gaza menambah jumlah korban tewas warga Palestina akibat perang Israel yang menurut Kementerian Kesehatan pada Kamis pagi telah mencapai 30.000 orang.

Hal ini terjadi setelah mediator mengatakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mungkin hanya tinggal beberapa hari lagi. (T/R2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.