Teheran, MINA – Enam tahun setelah memutuskan hubungan diplomatik mereka, musuh bebuyutan Iran dan Arab Saudi perlahan-lahan bergerak menuju pemulihan hubungan dan bersiap membuka kembali kedutaan, menurut seorang anggota parlemen senior Iran.
Jalil Rahimi Jahanabadi, anggota komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Parlemen Iran, dalam sebuah postingan Twitter pada Sabtu (15/1), mengatakan, kedua negara berada di jalur untuk memulihkan hubungan mereka yang retak, Anadolu Agency melaporkan, Ahad (16/1).
Kedua negara itu berselisih pada Januari 2016 setelah serangan terhadap dua misi diplomatik Saudi di Teheran dan Mashhad, yang dipicu oleh eksekusi ulama Syiah terkemuka, Sheikh Baqir Nimr di Arab Saudi.
Upaya untuk memperbaiki hubungan yang rusak telah meningkat baru-baru ini dengan empat putaran pembicaraan meredakan ketegangan antara pejabat kedua negara yang diadakan di Baghdad sejak April tahun lalu, ditengahi oleh pemerintah Irak.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sementara para pejabat Iran telah mencatat kemajuan dalam pembicaraan maraton, pernyataan terakhir Jahanabadi menunjukkan bahwa terobosan mungkin sudah dekat.
Anggota parlemen reformis senior, yang sebelumnya mengepalai komite yudisial dan hukum parlemen, mengatakan hubungan diplomatik antara kedua negara sedang dihidupkan kembali,” dengan persiapan untuk membuka kedutaan.
Ia mengatakan, pemulihan hubungan antara Teheran dan Riyadh dapat berkontribusi untuk mengurangi ketegangan regional dan meningkatkan kohesi dunia Muslim.
Namun, Jahanabadi memperingatkan badan-badan keamanan negara dan media tentang apa yang disebutnya “kegiatan keji Zionis dan tindakan radikal yang tidak bijaksana” untuk menggagalkan upaya memulihkan hubungan dengan Riyadh.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan diluncurkan oleh pemerintah Iran sebelumnya dan dilanjutkan di bawah pemerintahan baru yang dipimpin oleh Ebrahim Raisi.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyatakan “kesiapan” Teheran untuk melanjutkan pembicaraan dengan Riyadh, yang dihentikan setelah pemilihan umum di Irak.
Ia mengatakan, Teheran telah mempresentasikan satu set proposal praktis ke Riyadh, yang ditanggapi respons positif, membuka jalan bagi putaran pembicaraan berikutnya di Baghdad.
Pekan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan putaran pembicaraan berikutnya antara Teheran dan Riyadh ada dalam agenda, tanpa menyebutkan tanggal pastinya.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Tentang apakah perkembangan di Lebanon atau Yaman akan mempengaruhi hasil pembicaraan, juru bicara itu mengatakan Iran telah mencoba untuk melanjutkan pembicaraan meskipun ada perbedaan.
Namun, para ahli percaya perang di Yaman masih bisa menjadi batu sandungan dalam pemulihan penuh hubungan diplomatik, meskipun pemerintah baru Iran mendorong untuk menyelaraskan kembali prioritas kebijakan luar negerinya dari barat ke timur.
Dalam konferensi pers pertamanya setelah memenangkan pemilihan pada Juni tahun lalu, Raisi mengatakan tidak ada hambatan untuk berdialog dengan Arab Saudi dan membuka kembali kedutaan.
Pemulihan hubungan diplomatik antara tetangga akan membuat orang Iran pergi ke Arab Saudi untuk ziarah umrah pertama kalinya dalam tujuh tahun. (T/RE1/RI-1)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)