Teheran, MINA – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, protes jalanan yang sedang berlangsung di Tel Aviv dan wilayah pendudukan lainnya telah mengungkapkan krisis identitas rezim Israel.
“Krisis identitas tersembunyi di sarang laba-laba (rezim Israel) telah terungkap,” cuit Nasser Kan’ani di Twitter pada Rabu (15/3/2023), Press TV melaporkan.
“Unjuk rasa di jalan-jalan di Tel Aviv dan di tempat lain di tanah yang diduduki telah berlangsung tanpa henti selama 10 minggu,” tulisnya. “Tentu saja, ini hanyalah salah satu dari krisis terbesar di Israel. Fondasi yang tidak berakar akan hilang dengan embusan angin.”
Kan’ani juga mengutip sebuah ayat Arab dari Al-Qur’an, yang mengatakan, “Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba.”
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Pada Sabtu malam (11/3/2023), ratusan ribu orang berunjuk rasa di kota-kota Israel selama 10 pekan berturut-turut, memprotes rencana kontroversial untuk mengubah sistem peradilan rezim.
Menurut media Israel, sekitar 200.000 demonstran berunjuk rasa di Tel Aviv, sementara 50.000 orang memprotes di kota utara Haifa dan 10.000 di Beersheba—yang terbesar di keduanya.
“Reformasi hukum” yang kontroversial berfungsi sebagai inti dari kebijakan kabinet yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang dia bangun akhir tahun lalu dengan merayu partai-partai ultra-Ortodoks dan sayap kanan.
Mereka berusaha melemahkan Mahkamah Agung rezim dengan merampas kekuasaannya yang bisa menjatuhkan kabinet atau keputusan legislatif.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Elemen lain dari reformasi akan memberikan 120 anggota parlemen kekuatan untuk bisa menolak keputusan pengadilan dengan suara mayoritas minimal 61 suara. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel