Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 16 detik yang lalu

16 detik yang lalu

0 Views

Jalaludin Rumi, menemukan Tuhan melalui syair (foto: ig)

Jalaluddin Muhammad Rumi, yang lebih dikenal sebagai Rumi, adalah seorang penyair, sufi, dan filsuf Persia yang lahir pada tahun 1207 di Balkh, kini berada di wilayah Afghanistan. Meski lahir di Asia Tengah, sebagian besar hidupnya dihabiskan di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Turki. Rumi adalah salah satu tokoh sufi terbesar dalam sejarah, dan karya-karyanya melampaui batasan agama, budaya, dan bahasa, menjadikannya figur spiritual yang dihormati secara global. Gaya hidup dan pandangan hidupnya yang penuh kasih sayang, cinta, dan pencarian akan Tuhan menjadikannya panutan bagi banyak orang di dunia.

Rumi menghabiskan masa mudanya dalam lingkungan keluarga yang religius dan berpendidikan. Ayahnya, Bahauddin Walad, adalah seorang sarjana dan mistikus yang dihormati, yang mengajarkannya ilmu agama dan filsafat. Ketika masih muda, Rumi belajar ilmu-ilmu keislaman, termasuk fikih, tafsir, dan teologi, yang kemudian menjadi landasan kuat bagi pemikiran-pemikirannya yang mendalam. Ketika keluarganya terpaksa melarikan diri dari ancaman invasi Mongol, mereka melakukan perjalanan panjang hingga akhirnya menetap di Konya, Turki, yang kemudian menjadi pusat perkembangan spiritual Rumi.

Di Konya, Rumi bertemu dengan seorang darwis bernama Syams Tabrizi, seorang mistikus yang kelak menjadi mentor sekaligus sahabat spiritualnya. Pertemuan dengan Syams menjadi titik balik dalam hidup Rumi, yang mengubahnya dari seorang ulama dan sarjana agama menjadi seorang sufi yang penuh cinta dan pengabdian. Syams mengajarkannya untuk memahami agama secara mendalam melalui cinta dan kasih sayang. Melalui hubungan dengan Syams, Rumi menemukan cara baru untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.

Setelah kematian Syams yang tragis, Rumi mengalami penderitaan mendalam, yang justru memicu lahirnya puisi-puisi penuh cinta yang terkenal hingga hari ini. Dalam masa-masa duka itu, Rumi menuliskan karya-karyanya yang paling terkenal, seperti “Masnavi” dan “Diwan-e Syams-e Tabrizi.” Puisi-puisi tersebut mencerminkan kegelisahan dan kerinduan Rumi akan Tuhan, yang ia gambarkan melalui simbol-simbol cinta dan kehilangan. Melalui karya-karyanya, Rumi mengajak pembaca untuk memahami Tuhan bukan sebagai entitas yang jauh, tetapi sebagai kekasih yang selalu dekat dalam hati.

Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia

Masnavi, karya terbesar Rumi, adalah kumpulan puisi epik yang penuh dengan ajaran moral dan spiritual. Masnavi sering disebut sebagai “Qur’an dalam bahasa Persia” karena kedalamannya yang menggambarkan pesan-pesan spiritual Islam dengan cara yang puitis dan simbolis. Puisi ini bukan hanya berbicara tentang cinta manusia, tetapi juga cinta ilahi, yang meliputi setiap aspek kehidupan. Dalam Masnavi, Rumi mengajak pembaca untuk merasakan kehadiran Tuhan di setiap momen dan mengingatkan pentingnya cinta sebagai jalan menuju kebijaksanaan sejati.

Tarian Sufi

Pemikiran Rumi tentang cinta dan spiritualitas juga diwujudkan dalam bentuk tarian sufi, yang dikenal sebagai “Sema” atau “Whirling Dervishes.” Tarian ini menggambarkan perjalanan spiritual seseorang dalam mencari Tuhan, dengan gerakan berputar yang melambangkan kesatuan antara jiwa dengan Sang Pencipta. Hingga saat ini, tarian ini tetap menjadi bagian penting dari tradisi Mevlevi, aliran sufi yang didirikan oleh pengikut Rumi. Tarian Sema bukan hanya sebuah seni, tetapi juga ekspresi cinta dan pengabdian kepada Tuhan, serta simbol perjalanan spiritual yang abadi.

Meski hidupnya berakhir pada tahun 1273, pengaruh Rumi terus hidup melalui karya-karya dan ajarannya. Hingga kini, puisi-puisi Rumi masih dibaca oleh jutaan orang di seluruh dunia, terlepas dari latar belakang agama atau budaya mereka. Dalam karya-karyanya, Rumi tidak berbicara kepada satu kelompok saja, melainkan kepada seluruh umat manusia, mengingatkan kita bahwa cinta adalah bahasa universal yang melampaui perbedaan. Rumi menanamkan konsep bahwa setiap individu memiliki potensi untuk merasakan kehadiran Tuhan, asalkan mereka membuka diri terhadap cinta dan kasih sayang.

Baca Juga: Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya

Pengaruh Rumi juga melahirkan banyak aliran spiritual, termasuk di antaranya adalah tarekat Mevlevi yang didirikan oleh putranya, Sultan Walad. Tarekat ini berfokus pada ajaran-ajaran Rumi tentang cinta, kejujuran, dan pencarian kebenaran. Tarekat Mevlevi dikenal dengan tarian berputarnya yang menjadi simbol pencarian spiritual dan kebersatuan dengan Tuhan. Hingga kini, Mevlevi terus eksis di berbagai belahan dunia, menjadi warisan ajaran cinta yang pernah ditanamkan oleh Rumi kepada para pengikutnya.

Rumi mengajarkan bahwa kehidupan adalah sebuah perjalanan untuk menemukan Tuhan dalam diri dan dalam orang lain. Ia mengajak setiap orang untuk tidak terjebak pada hal-hal materi dan memperhatikan panggilan jiwa. Bagi Rumi, dunia adalah cerminan cinta Tuhan, dan melalui dunia inilah kita bisa mendekati Sang Pencipta. Ajaran-ajaran Rumi mengandung pesan yang relevan hingga saat ini, terutama dalam menghadapi kehidupan modern yang sering kali penuh dengan kesibukan dan konflik batin.

Dengan ajaran cinta, perdamaian, dan ketulusan, Rumi telah menginspirasi banyak generasi dan menciptakan pengaruh yang abadi. Karya-karyanya tidak hanya memberikan hiburan melalui keindahan kata-kata, tetapi juga membimbing pembaca menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan dan kehadiran Tuhan. Hingga kini, nama Rumi tetap abadi sebagai simbol cinta dan kebijaksanaan yang universal, menjadikannya salah satu penyair dan pemikir paling dihormati dalam sejarah umat manusia.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Kolom
Sosok