Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jangan Mengeluh

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 17 detik yang lalu

17 detik yang lalu

0 Views

Mengeluh tidak pernah menyelesaikan masalah (foto: ig)

Mengeluh merupakan salah satu respons manusia terhadap kesulitan atau masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap ini sering dianggap wajar karena manusia secara fitrah memiliki kelemahan dan keterbatasan. Namun, Islam mengajarkan bahwa mengeluh berlebihan justru dapat melemahkan jiwa dan merusak keimanan. Al-Qur’an dan hadits banyak memberikan petunjuk untuk menghadapi ujian hidup dengan sikap sabar dan ridha, sehingga mengeluh dapat diminimalisasi bahkan dihindari.

Mengeluh berasal dari rasa ketidakpuasan terhadap keadaan yang dialami. Dalam perspektif syari, sikap ini bisa mencerminkan kurangnya rasa syukur dan keimanan terhadap takdir Allah. Dalam surah Al-Baqarah ayat 286, Allah menegaskan bahwa Dia tidak akan membebani seseorang melampaui kesanggupannya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap ujian yang diberikan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya, sehingga mengeluh menjadi tindakan yang tidak sesuai dengan hikmah takdir.

Mengeluh dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik secara spiritual maupun psikologis. Secara spiritual, mengeluh bisa mengurangi nilai ibadah seseorang karena menunjukkan lemahnya tawakal kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Betapa menakjubkan keadaan orang yang beriman. Seluruh keadaannya adalah baik. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika dia tertimpa musibah, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim). Dari hadits ini, jelas bahwa mengeluh bukanlah ciri orang beriman.

Islam menekankan pentingnya sabar dalam menghadapi segala keadaan. Sabar memiliki tiga dimensi: sabar dalam ketaatan, sabar menjauhi maksiat, dan sabar dalam menghadapi ujian. Dalam surah Al-Baqarah ayat 153, Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Ayat ini menunjukkan bahwa sabar adalah kunci untuk meraih pertolongan dan keberkahan Allah.

Baca Juga: Networking dalam Ajaran Islam

Selain sabar, ridha terhadap takdir juga menjadi solusi untuk menghindari sikap mengeluh. Ridha berarti menerima segala keputusan Allah dengan penuh kerelaan. Dalam hadits qudsi, Allah berfirman, “Barang siapa ridha terhadap ketetapan-Ku, maka Aku ridha terhadapnya. Dan barang siapa tidak ridha terhadap ketetapan-Ku, maka Aku murka terhadapnya.” Sikap ridha menjadikan seorang hamba mampu menjalani kehidupan dengan hati yang tenang.

Banyak kisah teladan dari para nabi dan orang saleh yang menunjukkan kesabaran dan keridhaan mereka dalam menghadapi ujian. Nabi Ayyub ‘alaihis salam, misalnya, tetap bersabar meskipun kehilangan harta, anak, dan kesehatannya. Dalam surah Shad ayat 44, Allah memuji kesabaran Nabi Ayyub sebagai contoh bagi umat manusia.

Doa adalah senjata seorang mukmin dalam menghadapi segala kesulitan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan banyak doa untuk meminta kekuatan, di antaranya, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kekuatan untuk menerima takdir-Mu, kelapangan dalam kesulitan, dan kerelaan terhadap pemberian-Mu.” Dengan doa, hati menjadi lebih kuat dan jauh dari keluh kesah.

Syukur adalah lawan dari mengeluh. Dalam surah Ibrahim ayat 7, Allah berfirman, “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” Orang yang bersyukur cenderung lebih tenang dalam menghadapi masalah karena menyadari bahwa segala yang dimiliki adalah karunia Allah.

Baca Juga: Komunikasi

Daripada mengeluh, Islam menganjurkan evaluasi diri (muhasabah) untuk menemukan hikmah di balik ujian. Dalam surah Al-Hasyr ayat 18, Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.” Muhasabah membantu seseorang memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.

Lingkungan yang positif sangat berpengaruh dalam membentuk sikap seseorang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang itu mengikuti agama sahabat dekatnya, maka perhatikanlah dengan siapa ia bersahabat.” (HR. Abu Dawud). Bergaul dengan orang-orang yang sabar dan bersyukur dapat membantu kita menghindari sikap mengeluh.

Mengeluh bukanlah solusi atas masalah. Sebaliknya, sikap sabar, ridha, dan syukur merupakan kunci untuk menghadapi ujian hidup dengan cara yang diridhai Allah. Dengan memahami dan menerapkan ajaran Islam, kita dapat menjalani kehidupan dengan hati yang lapang, penuh kesyukuran, dan jauh dari keluh kesah. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa bersabar dan bersyukur dalam segala keadaan. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Halawa Bumbu Pelezat Serbaguna: Kelezatan Alami, Halal, dan Thayyib untuk Masakan Anda!

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Tausiyah
Tausiyah
Kolom
Kolom
Kolom