Jerman Pun Tersingkir Dari Piala Dunia

Oleh : Ali Farkhan Tsani, Wartawan MINA (Mi’raj News Agency)

Media Timur Tengah Sahafahh edisi, Jumat 2 Desember 2022, memuat tulisan berjudul, “Kutukan homoseksualitas menimpa ”.

Timnas Jerman juara empat kali Piala Dunia, harus tersingkir lebih awal dari babak kualifikasi Group E pada ajang bergengsi Piala Dunia.

Walaupun pada babak terakhir, Der Panzer berhasil mengalahkan Costa Rica dengan skor 4-2. Namun secara mengejutkan Samurai Biru Jepang mampu menjungkalkan Juara Dunia 2014, Spanyol dengan skor ketat 2-1. Bahkan Jepang akhirnya memimpin group tersebut.

Pada pertandingan awal di Negara Muslim Qatar, yang memberlakukan peraturan Islam ketat, termasuk larangan mengkampanyekan homoseksualitas (lengkapnya Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender/LGBT). Dan itu sudah disetujui induk sepakbola dunia FIFA.

Para pemain Jerman malah memicu kontroversi yang meluas, dengan mengkampanyekan kaum homoseksual, melalui pemakaian simbol dukungan LGBT di ban kapten tim.

Bukan hanya itu, untuk menunjukkan aksi protesnya kepada tuan rumah dan FIFA, 11 pemain melakukan aksi tutup mulut saat sessi foto sebelum bertanding melawan Jepang pada babak pembukaan group.

Kapten tim Manuel Neuer juga beberapa kali mengulangi keinginannya untuk mengenakan ban kapten “One Love”, simbol LGBT. Walaupun akhirnya harus mengalah dengan risiko sanksi dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).

Samurai Biru pun pada babak pembukaan group itu memberikan pelajaran kepada Jerman dengan skor 2-1.

Aksi kontroverisial Manuel Neuer dan rekan-rekannya, sontak saja membangkitkan kemarahan warga Qatar, supporter Arab dan Islam. Meskipun sebenarnya timnas Jerman sangat populer di dunia Arab. Namun kelakuan tak etis dan tak menghormati tuan rumah, timnas Jerman membalikkan keadaan dengan sendirinya.

Memalukan

Berbagai surat kabar Jerman mengomentari kekalahan timnas Die Mannschaft, yang membuatnya angkat koper lebih awal.

“Penurunan yang mengkhawatirkan,” salah satu headline media.

“Jerman tersingkir, ini sangat memalukan,” ungkap media lainnya.

Media mengulas, Jerman setelah meraih emas Piala Dunia dan Eropa antara tahun 2006 dan 2016, kini asuhan Hansi Flick itu mengalami satu demi satu penurunan dalam empat tahun terakhir.

Majalah Kicker adalah yang paling keras dalam mengkritik timnasnya, dengan menulis, “Tim nasional Jerman secara bertahap menjadi kerdil, dan lebih buruk dari itu, kurang ada perkembangan“.

Padahal Jerman akan menjadi tuan rumah Piala Eropa dari 14 Juni hingga 14 Juli 2024.

Federasi Jerman dianggap telah sepenuhnya tenggelam, yang tidak dapat dilanjutkan. Tanggung jawab meluas ke beberapa pejabat senior, dimulai dengan pelatih Hans-Dieter Flick, direktur olahraga Oliver Bierhoff, dan Presiden Federasi Bernd Neuendorf.

Surat kabar Bild tertulis, “Tidak diragukan lagi, ini adalah akhir dari negara sepakbola yang hebat.”

“Tersingkir  lebih awal ini dianggap sebagai salah satu malam terburuk dalam sejarah kita. Kita tidak boleh mencari terlalu jauh dari mereka yang bertanggung jawab atas musim gugur ini. Federasi, pelatih, para pemain, dan tidak ada orang lain,” lanjutnya.

Hansi Flick jelas mengungkapkan kekecewaannya karena tersisih Piala Dunia 2022 di babak penyisihan. Dia tidak menghubungkan alasan kekalahan Spanyol melawan Jepang, melainkan mempersoalkan kesalahan timnya sendiri.

“Saya tidak tertarik dengan tim lain. Kami memiliki masalah di tangan kami, itu semua milik kami. Itu mengganggu saya bahwa kami membuat begitu banyak kesalahan,” ujar Flick.

Dia mengatakan, timnas harus bekerja dengan cara yang berbeda untuk masa depan. “Penting untuk fokus pada generasi berikutnya,” imbuhnya.

Tim sebesar Jerman, sebut saja Argentina , juara dua kali Piala Dunia, pun sempat keok di babak pertama saat dipecundangi Arab Saudi dengan skor 1-2.

Pengoleksi lima titel Wordl Cup, Brasil, pun dapat dikalahkan oleh tim Kamerun dengan hasil 0-1.

Beberapa pengamat bola menganalisis, banyak tim besar memutuskan untuk tidak mengambil risiko memainkan banyak pertandingan persahabatan sebelum turnamen dimulai, karena takut cedera pada pemain bintangnya.

Para pemain terkenalnya di lapangan pun tampak bermain hati-hati menghindari cedera dari tackle-tackle lawan. Beda dengan kengototan pemain-pemain dari kesebelasan yang tak diunggulkan, seperti Jepang, Korsel, Kamerun, dan Senegal.

Media pun berspekulasi bahwa timnas Jerman merasa terganggu dan kehilangan fokus sebelum kalah di pertandingan pembuka Piala Dunia saat melawan Jepang, karena perbedaan pendapat dengan FIFA.

Ada yang menyebut juga Jerman kali ini lebih fokus pada gaya dan , yang tidak ada hubungannya dengan teknik dan permainan sepakbola.

Sikap meremehkan pemain lawan, juga sempat dilakukan oleh pemain bertahan  Antonio Rudiger saat berlari berjingkrak-jingkrak sambil menjulurkan lidah meledek pemain Jepang Takamu Asano.

Asano tidak terpancing, malah menghukumnya dengan sepakan golnya pada menit ke-83. Ya, begitulah serba-serbi , sambil menanti siapa sang juaranya. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.