Gaza, MINA – Sekretaris Jenderal Gerakan Perlawanan Jihad Islam Ziad Nakhla mendesak Israel pada Ahad (5/4) untuk mencabut blokade atas Jalur Gaza ketika COVID-19 menjadi ancaman bagi semua warga Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, Ziad Nakhla mengatakan, pemerintah Israel harus memilih antara mengakhiri blokade dan membebaskan tahanan Palestina atau menghadapi konsekuensi dari wabah COVID-19, Anadolu Agency melaporkan.
Nakhla memperingatkan pemerintah Israel dan mengatakan gerakan itu akan melindungi Palestina jika mereka menghadapi masalah yang muncul dari blokade.
Dia mencatat, Palestina harus mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel, yang blokadenya membuat kehidupan sehari-hari menjadi sulit.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Sejak 2006, Israel telah memberlakukan blokade di Jalur Gaza, tempat hampir dua juta warga Palestina tinggal, dan banyak sektor telah terkena dampak buruk, termasuk ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Dua belas orang di Jalur Gaza telah didiagnosis dengan virus corona sejauh ini.
Setelah pertama kali muncul di Wuhan, Cina pada bulan Desember, virus, yang secara resmi dikenal sebagai COVID-19, telah menyebar ke setidaknya 183 negara dan wilayah, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di AS.
Data menunjukkan lebih dari 1,2 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan jumlah kematian melebihi 69.000 dan lebih dari 259.000 sembuh. (T/R7/P2)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Mi’raj News Agency (MINA)