Ankara, 13 Syawwal 1438/7 Juli 2017 (MINA) – Selain isu bilateral, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga membahas konflik di negara Teluk yang tengah menegang baru-baru ini.
“Selain isu bilateral kami juga melakukan pembahasan berbagai isu dunia antara lain masalah Qatar yang kita harapkan ini bisa diselesaikan lewat komunikasi dan dialog-dialog yang baik antar negara-negara yang memiliki masalah,” kata Jokowi seusai melakukan negosiasi Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) di Ankara, sebagaimana disiarkan Kemenlu.
Masalah penanganan terorisme global, kedua negara ini memiliki pandangan yang sama soal itu. Keduanya juga bersepakat untuk berbagi informasi intelijen yang diikuti dengan pembangunan sistem teknologi informasi intelijen untuk semakin mempermudah penanganan terorisme global.
“Indonesia dan Turki telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama terutama terkait dengan Foreign Terrorist Fighters melalui kerja sama bidang informasi intelijen dan juga pembangunan sistem IT di bidang intelijen sehingga memudahkan kita bekerja sama dalam rangka memberantas terorisme,” ujarnya.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Terakhir, melalui pernyataannya, Kepala Negara menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Turki yang telah memberikan dukungan atas pencalonan Indonesia pada Dewan Keamanan PBB untuk tahun 2019-2020. Sebelumnya, sejumlah negara juga telah menyatakan dukungan bagi pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB itu.
Sebelum menyampaikan pernyataan pers bersama Presiden Jokowi dan Presiden Erdogan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di bidang kesehatan dan peluncuran negosiasi Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement.
Setelah itu, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengikuti jamuan santap siang bersama bersama Presiden Erdogan dan Ibu Emine Erdoğan.(T/RE1/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)