Jokowi: Indonesia Sumber Pemikiran Islam Dunia

Mataram, 26 Syawwal 1437/31 Juli 2016 (MINA) – Presiden RI Joko Widodo menegaskan bahwa sekarang saatnya Indonesia menjadi sumber pemikiran Islam sekaligus sumber pembelajaran Islam dunia.

Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan sambutan sekaligus membuka Musabaqah Tilawatil Quran Nasional () ke-26 dan Konferensi Islam Internasional Washatiyyah di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Negara-negara lain harus juga melihat dan belajar Islam dari Indonesia karena Islam di Indonesia itu sudah seperti resep obat yang paten, yaitu Islam Washatiyyah, Islam Moderat. Sedangkan negara-negara lain masih mencari-cari formulanya,” kata Presiden, Sabtu (30/07) malam, demikian siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Sadar akan posisi strategis Indonesia, Presiden telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2016 tentang pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia ().

“Harapan saya, Universitas ini akan menjadi sumber ilmu Islam, sumber cahaya moral Islam, dan benteng bagi tegaknya nilai-nilai Islam yang berkeseimbangan (tawazzun), Islam yang toleran (tasammuh), dan Islam yang egaliter (musawah),” pesan Presiden disambut tepuk tangan ribuan orang yang menghadiri pembukaan MTQN ke-26.

Seremonial pembukaan MTQN XXVI dipusatkan di Astaka Utama Islamic Centre. Sedikitnya 1.193 peserta yang berasal berbagai provinsi di Indonesia hadir bersama para pejabat dan duta besar Negara sahabat. Suasana semakin meriah seiring antusiasme ribuan masyarakat Mataram dan sekitarnya untuk menghadiri perhelatan yang diawali dengan kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya pada pukul 20.00 WITA.

Bumikan Al-Quran

Presiden berharap gelaran MTQ yang telah membudaya mampu mewarnai wajah umat Islam dan bangsa Indonesia. Karenanya, MTQ Nasional harus mampu membumikan Al-Quran sehingga lebih mudah dipahami masyarakat.

“Tujuan dan makna kegiatan MTQ, prestasi adalah yang utama. Namun yang lebih utama lagi adalah syiar dan dakwah tentang bagaimana membumikan Al-Quran. Harus menjadikan Al-Quran sebagai napas kita, sebagai pegangan hidup kita yang hakiki dan sebagai kepribadian kita,” ucap Presiden.

Presiden mengaku prihatin dengan fenomena orang yang mudah mencela, mengumpat, menjelek-jelekkan orang lain hingga mengabaikan sopan-santun. Ungkapan-ungkapan yang pedas, ujaran kebencian yang asal bunyi itu bertebaran luar biasa, khususnya di ranah media sosial.

“Ungkapan-ungkapan tersebut semakin menghebat terutama ketika terjadi kontestasi politik seperti ketika pemilihan gubernur, pemilihan bupati, pemilihan walikota dan pemilihan presiden, serta pemilihan anggota legislatif. Kandidat lain tidak lagi dilihat sebagai sahabat, sebagai partner, tetapi sebagai musuh yang harus dihabisi,” ujar Presiden.

Presiden berharap kepada seluruh pihak untuk memegang teguh dan mengamalkan kandungan Quran dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, ketika orang menggaungkan Al-Quran, maka sebenarnya dia sedang mengagungkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kesalehan sosial, nilai-nilai yang mengutamakan pembelaan pada yang lemah, mengutamakan pembelaan yang fakir, dan mengutamakan pembelaan yang miskin.

Presiden juga berharap MTQ Nasional dan Konferensi Internasional Islam Washatiyyah menjadi stimulan untuk meningkatkan penghayatan terhadap Al Quran, serta kecintaan dan pengamalan ajaran Islam yang rahmatan lil-alamin.

Usai menyampaikan sambutan, Presiden Jokowi langsung menabuh Gendang Beleg sebagai tanda peresmian pembukaan MTQ Tingkat Nasional ke-26. Mendampingi Presiden saat penabuhan Gendang Beleg ialah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi.

Tampak hadir pada acara pembukaan MTQ ke-26, Sekjen Rabithah Alam Islami Yang Mulia Abdullah Abdul Muhsin Atturki, Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan para duta besar negara-negara sahabat.

MTQ Tingkat Nasional ke-26 kali ini terbagi dalam 7 cabang dan 18 golongan musabaqah. Ketujuh cabang tersebut adalah tilawah Al-Quran, hifzh Al-Quran, tafsir Al-Quran, fahm Al-Quran, syarh Al-Quran, khath Al-Quran, dan menulis makalah ilmiah AlQuran (M2IQ).

Adapun 18 golongan lomba terdiri dari: enam golongan cabang tilawah Al-Quran (dewasa, remaja, anak-anak, tartil, difabel, serta qiraah sabah); lima golongan cabang hifzh Al-Quran (1 juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz, dan 30 juz); tiga golongan cabang tafsir Al-Quran (Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris), serta empat golongan cabang khath Al-Quran (naskah, hiasan mushaf, dekorasi, dan kontemporer. (T/P011/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.