Balochistan, MINA – Jumlah korban tewas oleh serangan bom bunuh diri di distrik Mastung, Provinsi Balochistan, barat daya Pakistan, meningkat dari 128 menjadi 149 orang, sementara korban luka sebanyak 189 jiwa.
Ini adalah serangan mematikan ketiga dalam sejarah Pakistan setelah pengeboman Karsaz pada 2008 dan serangan terhadap sebuah sekolah di Peshawar pada 2014.
Pejabat senior polisi Qaim Lashari mengatakan kepada Al Jazeera pada Ahad (15/7), beberapa orang yang terluka masih menerima perawatan medis.
Pada Jumat sore, seorang pelaku bom meledakkan diri pada sebuah rapat umum pemilihan dari Partai Balochistan Awami (BAP) di kota Drigarh, sekitar 35 km di selatan Quetta, ibu kota provinsi.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Pemimpin BAP Siraj Raisani, yang mencalonkan diri untuk kursi majelis provinsi dalam pemilihan umum Pakistan akhir bulan ini, tewas ketika ledakan terjadi di tengah kerumunan orang.
Ada dua pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu, yaitu ISIS dan faksi Taliban Pakistan.
Itu adalah insiden mematikan ketiga terkait kekerasan jelang pemilu di pekan ini.
Hari Selasa (10/7), politisi terkemuka Haroon Bilour tewas bersama dengan 19 orang lainnya dalam serangan bunuh diri di sebuah reli Peshawar yang juga melukai 69 lainnya.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Serangan itu diklaim oleh Tehreek-e-Taliban yang juga disebut Taliban Pakistan.
Pada hari Jumat yang sama, ledakan lain menargetkan unjuk rasa pemilu yang diselenggarakan oleh partai politik agama JUI-F di kota Bannu di barat laut, menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 19 lainnya.
Menurut organisasi Lembaga Penelitian Perdamaian Pakistan, setidaknya 158 orang tewas dan lebih dari 670 terluka dalam sekitar 120 serangan dalam enam pekan menjelang pemilihan umum yang akan diadakan 25 Juli nanti. (T/RI-1/RS1)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)