Tepi Barat, MINA – Pasukan pendudukan Israel menahan seorang wanita Palestina, Samah Awad (24) dari wilayah Qalqilia, Tepi Barat setelah ia diinterogasi sebelumnya.
Hal tersebut menambah jumlah tahanan wanita Palestina di penjara Israel menjadi 34 orang.
Menurut pernyataan Pusat Studi Tahanan Palestina seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (20/5), tahanan wanita menerima perlakukan kasar di penjara Israel dengan beberapa dalih.
Sejak 1967, pendudukan Israel telah menahan lebih dari 17.000 tahanan wanita Palestina dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan di Penjara Damon.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Direktur Pusat Studi Tahanan Palestina Riyad Al-Ashqar mengkonfirmasi, delapan tahanan Palestina dipenjara selama lebih dari 10 tahun, termasuk Nofooth Hammad (16).
Al-Ashqar juga menyebut, tujuh tahanan Palestina, seperti Israa Al-Jaabis, Azhar Assaf dan Rajaa Karsou membutuhkan perawatan medis.
Selain itu, dua tahanan Palestina Raghad Al-Fanni dan Rawdah Abu Ajamieh berada di bawah penahanan administratif yang terkenal kejam.
Mayspom Al-Jabalib, yang sudah dipenjara sejak 2015 sudah ditahan selama 15 tahun.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Al-Ashqar mengatakan, tahanan Palestina Fatema Shahin terluka di bagian bahu dan kaki ketika ia ditangkap di Pos Pemeriksaan Al-Jalama, dekat pemukiman ilegal Gush Etzion.
Shahin dipenjara bersama dengan tahanan kriminal meskipun dia dalam keadaan sakit. Kemudian setelah diprotes oleh sesama tahanan, ia kemudian dipindahkan ke klinik Penjara Ramleh kemudian ke Penjara Damon bersama tahanan perempuan lain.
Al-Ashqar menuduh Israel melakukan penyiksaan psikologi terhadap tahanan perempuan dan menyerukan untuk menekan Israel agar membebaskan tahanan perempuan. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza