Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JURNALIS MYANMAR DIDUGA TEWAS SAAT MELIPUT KONFLIK

Admin - Ahad, 26 Oktober 2014 - 11:19 WIB

Ahad, 26 Oktober 2014 - 11:19 WIB

543 Views ㅤ

Par Gyi bekerja sebagai wartawan lepas setelah dipaksa ke pengasingan di Thailand untuk perannya dalam Burma 1988 pemberontakan
Par Gyi wartawan lepas Myanmar saat melakukan tugasnya di lokasi perang (Potho: DVB)
Par Gyi wartawan lepas Myanmar saat melakukan tugasnya di lokasi perang (Potho: DVB)

Par Gyi wartawan lepas Myanmar saat melakukan tugasnya di lokasi perang (Potho: DVB)

Mon-Myanmar, 1 Muharram 1436 H/25 Oktober 2014 M (MINA) – Jurnalis Myanmar, Par Gyi hilang di negara bagian Mon sebulan yang lalu saat meliput konflik bersenjata antara pasukan pemerintah dan Pasukan Kebijakan Demokrat Karen (DKBA).

Par Gyi sebagaimana diberitakan Democratic Voice of Burma (DVB) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) , Ahad,  memaparkan sebuah laporan yang disinyalir ditulis tentara Mynamar yang mengatakan mereka telah membunuhnya.

Laporan itu mencatat serangkaian peristiwa seputar kematian wartawan yang terjadi pada 23 Oktober tersebut tidak diketahui nama dan sumber penulis. Laporan itu mengatakan wartawan yang hilang, yang nama aslinya adalah Aung Naing, sebenarnya seorang kapten yang bertanggung jawab untuk “mengkoordinasikan informasi” untuk sebuah unit dari Organisasi Klohtoobaw Karen (KKO), sayap politik DKBA.

Menurut laporan itu, Unit KKO Aung Naing itu bekerja sama dengan Unit KKO lain yang ditahan dan mencuri senjata dari polisi Myanmar di Negara Mon, Kyeikmayaw pada 26 Oktober. Setelah kejadian itu, kata laporan itu kekuatan gabungan dari polisi dan tentara dari 204 Light Infantry Battalion Burma (LIB) ditugaskan untuk mencari anggota KKO.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan

Laporan itu kemudian mengatakan sekelompok pembantu polisi pemerintah akhirnya menemukan Aung Naing di perahu saat meninjau dermaga sungai di Kyeikmayaw pada 30 September. Aung Naing dilaporkan seluruh tubuhnya basah dan berlumpur ketika ditemukan dan kemudian ditahan oleh tentara Myanmar 208 LIB, yang kabarnya saat “diselidiki” Aung Naing terbukti bekerja untuk KKO.

DVB melaporkan minggu ini, istri Aung Naing ini, Ma Thandar, mengadakan konferensi pers pada 21 Oktober atas panggilan Presiden Thein Sein, Aung San Suu Kyi dan Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Myanmar untuk membantu membawa suaminya pulang.

Ma Thandar mulai mencari suaminya pada akhir September meskipun ia dinyatakan hilang, dan mengarahkannya untuk pergi ke basis LIB 208 dekat Kyeikmayaw untuk menemukan suaminya.

Kasus Ma Thandar ini kemudian diteruskan ke Kodam, menurut laporan, yang kemudian menanyakan pada  unit-unit di bawahnya, sehingga diperoleh informasi bahwa Aung Naing tewas saat mencoba melarikan diri.

Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar

“Aung Naing, dengan dalih pergi ke WC, berkelahi dengan tentara yang bertugas dan berusaha kabur dengan senjata apinya. Dia ditembak dan ditangkap mati oleh penjaga dan tubuhnya dimakamkan secara hormat [dekat] Shwewachaung Village. ”

Pemerintah Myanmar maupun militer KKO belum membuat pernyataan resmi tentang insiden itu, tapi Ma Thandar mengatakan pihaknya akan melakukan segalanya dalam kekuasaan untuk menghadap tentara dan memperoleh keadilan bagi suaminya.

“Saya bisa menerima bahwa orang-orang mati, tapi ini berbeda. Tidak ada penjelasan untuk itu sama sekali. Mereka anehnya membunuh suami saya, dan seluruh kota Kyeikmayaw melihat dia ditahan, “katanya MA Thandar.

Ketika pihaknya mengajukan laporan orang hilang ke polisi, seorang polisi di stasiun mengatakan ia juga melihat Aung Naing ditahan, dan dia tidak memiliki goresan di tubuhnya saat itu.”

Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam

Selama konferensi persnya pada 21 Oktober, Ma Thandar mengatakan bahwa kapten tentara Myanmar San Min Aung mengaku, Aung Naing telah ditangkap, namun kapten juga mengatakan dia tidak tahu di mana wartawan itu ditahan. Sekarang Ma Thandar yakin tentara Myanmar membunuh suaminya sementara ia ditahan, dan ia berencana melakukan apapun untuk mencari tahu persis apa yang sesungguhnya terjadi dengan mendiang dan mendapatkan keadilan.

“Saya akan berbicara dengan pengacara saya dan berdiri di depan tentara sebanyak yang saya bisa, baik secara mental dan fisik, demi suami saya,” katanya.

Pihak DKBA, Mayor Saw Lonlon membantah Aung Naing adalah seorang kapten di KKO, katanya KKO tidak memiliki jajaran militer dalam struktur, karena hanya sayap politik kelompok bersenjata DKBA. Dia juga mengatakan DKBA kenal dengan Aung Naing, tetapi ia akan terus mencari informasi tentang kasus Naing ini. (T/P004/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Par Gyi bekerja sebagai wartawan lepas setelah dipaksa ke pengasingan di Thailand untuk perannya dalam Burma 1988 pemberontakan
Asia