Songkhola, MINA – Seorang pemimpin Muslim terkemuka yang mencalonkan diri untuk jabatan perdana menteri di Thailand, menjanjikan otonomi provinsi di selatan, tempat pemberontakan telah berlangsung selama beberapa dekade.
Wan Muhammad Nor Matha, pemimpin Partai Prachachat yang sebelumnya menjabat sebagai wakil perdana menteri, pada pertemuan hari Rabu (13/2) secara resmi mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan umum 24 Maret mendatang, Bangkok Post melaporkan.
“Ini adalah perang politik terakhir saya,” katanya pada sebuah pertemuan di provinsi Songkhla, Thailand selatan, yang dihadiri oleh 400 ulama Muslim dari 399 masjid.
“Partai kami mendukung lebih banyak partisipasi dan konsultasi publik sehingga orang dapat menentukan masa depan mereka sendiri. Kami juga akan memberikan otonomi kepada pemerintah daerah,” ujarnya dalam pertemuan itu.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Meskipun saya berusia lebih dari 70 tahun, saya siap untuk melayani sebagai perdana menteri,” kata Wan Nor, menyebutkan perbandingan dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang berusia 93 tahun.
Wan Nor juga menyebut partainya “benar-benar multi-kultural”, ia mengatakan, Prachachat adalah “partai politik untuk orang-orang dari semua ras dan agama”.
Thailand dijadwalkan akan mengadakan pemilihan untuk pertama kalinya sejak kudeta tahun 2014.
Asia Tenggara sedang memerangi pemberontakan di selatan selama puluhan tahun, di mana kelompok-kelompok mayoritas Muslim menginginkan kemerdekaan atau otonomi yang lebih besar. (T/Ast/B05)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Mi’raj News Agency (MINA)