Rayakan Lebaran, 50.000 Pemuda Patani Berkumpul Doakan Palestina

Sekitar 50.000 pemuda Muslim Patani hadir serentak mengenakan pakaian Melayu berkumpul dalam acara Perhimpunan Pemuda Patani Melayu Raya 2024 yang diselenggarakan Civil Society Assembly For Peace (CAP) di Pantai Teluban, Saiburi, Patani, Thailand Selatan, Sabtu (13/4/2024).(Foto: CAP)

, MINA – Ribuan pemuda Muslim Melayu Patani berkumpul dalam acara Perhimpunan Pemuda Patani Melayu Raya 2024 yang diselenggarakan Civil Society Assembly For Peace (CAP) di Pantai Teluban, Saiburi, Patani, , Sabtu (13/4).

Setidaknya hampir 50.000 pemuda Muslim Patani hadir serentak mengenakan pakaian Melayu pada hari raya yang keempat ini dalam acara bertema “Buka Patani, Doa Palestine,” berkumpul mengelar doa bersama untuk .

Saifu salah satu panitia pelaksana Melayu Raya 2024, menjelaskan, kegiatan ini mengambil tema tersebut pada kegiatan tahun ini, sebagai ungkapan solidaritas kemanusiaan terhadap warga Gaza di Palestina yang sedang menderita akibat genosida yang berlangsung hingga sekarang oleh Zionis Israel.

“Jumlah para hadirin pada tahun ini hampir 50.000 orang, kalau tengok perhimpunan pemuda Melayu Patani di acara Melayu Raya ini semakin hebat dan meriah,” ujar Saifu sebagaimana keterangan tertulis diterima MINA, Senin (15/4).

Selain doa bersama, kegiatan tersebut dimeriahkan dengan berbagai penampilan pembacaan puisi sajak dari perwakilan penyair Malaysia dan Singapura, orasi umum, nyanyian lagu semangat, serta ikrar sumpah Pemuda se-Patani.

“Kita tidak akan lupa kepada saudara kita di Gaza yang telah lama berada dalam situasi konflik dan genosida yang dilakukan oleh Zionis Israel, maka dalam majlis kita akan mengadakan pertunjukan solidariti hingga kita akan berdoa untuk kemenangan dan keselamatan bagi saudara kita Palestin,” ungkap Ustaz Hasan, sejarawan Patani.

Setidaknya sejak awal 2014 lalu, Perhimpunan Pemuda Patani sudah mulai menggalakkan kampanye yang mengajak masyarakat Patani untuk mengenakan budaya Melayu khususnya pada hari kebesaran. Hal itu dilakukan karena sebelumnya warga diintimidasi oleh pemerintah kerajaan yang mendesak penduduk lokal agar tidak berani mengenakan pakaian ciri khas budaya Melayu.

M. Aladi mantan Presiden CAP mengungkapkan, kampanye mengenakan busana Melayu sudah dimulai sejak 2014 oleh kelompok Saiburi Looker.

Setelah itu, sekitar 2018, masyarakat mulai berfoto dengan mengenakan kostum Melayu di kampung masing-masing. Kemudian mereka mulai membentuk kelompok untuk mengenakan kostum Melayu di Masjid Krue Se, Patani, di Distrik Sai Buri, dan di Ao Manao Narathiwat.

Pada 2019, kemudian barulah berkumpul di Sai Buri sebagai kali pertama. Belakangan terjadi situasi COVID sehingga kelompok tersebut baru terbentuk pada 2022, ketika kelompok tersebut diorganisir kembali hingga menjadikan kegiatan Melayu Raya ini menjadi agenda tahunan.

“Tujuannya yang pertama adalah mendorong para pemuda untuk mengkampanyekan penggunaan pakaian Melayu tanpa rasa malu dan takut diintimidasi oleh pihak pemerintah Thailand. Disebabkan kita sudah mulai kampanye sejak 2014,” ujar Aladi.

‘Patani’ meliputi wilayah Pattani, Yala, Narathiwat dan sebagian daerah wilayah Songkhla, selatan Thailand, dengan beragam ada adat istiadat budaya melayu yang telah lama hadir secara turun temurun.

Di mana masyarakat muslim Melayu sangat identik dengan agama Islam sejak zaman kerajaan Patani Darussalam, memiliki berbagai cara dalam menyemarakkan di hari kebesaran khususnya pada Hari Raya Idulfitri dan Idul Adha.(L/R1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.