Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KAPTEN MUSLIM PERTAMA ANGKATAN LAUT AUSTRALIA

Fauziah Al Hakim - Senin, 2 November 2015 - 13:05 WIB

Senin, 2 November 2015 - 13:05 WIB

484 Views ㅤ

On Islam
On <a href=

Islam" width="300" height="225" /> On Islam

Sidney, 20 Muharram 1437/2 November 2015 (MINA) – Kapten Mona Shindy, seorang insinyur senjata Muslim, penasihat budaya dan pemimpin bisnis di australia/">Angkatan Laut Australia, dinobatkan sebagai Wanita Pembisnis Telstra NSW 2015, sebagai penghargaan untuk karirnya di angkatan laut.

“Saya senang menginspirasi orang untuk menjadi inovatif dan melangkah keluar dari zona nyaman mereka untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda,” ujar Shindy, On Islam yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Senin (2/11).

“Saya ingin orang-orang bisa menerima kenyataan tanpa rasa takut, diskriminasi dan dihormati untuk pandangan yang berbeda-beda,” tambahnya.

Perjalanan Shindy di kapal perang Australia dimulai sejak 26 tahun lalu, ketika ia berusia 23 tahun dan baru mendapatkan gelar dari universitas, ia naik kapal HMAS Canberra untuk menguji rudal di Pasifik.

Baca Juga: Pakistan Bentuk Komite untuk Boikot Bisnis yang Dukung Israel

Sepanjang 26 tahun di australia/">Angkatan Laut Australia, ia mengumpulkan banyak pengalaman termasuk mewakili negara di Washington DC pada Air Warfare Destroyer Program Australia.

Dalam perannya saat ini, dia bertanggung jawab untuk akuisisi aset pertahanan utama bangsa.

“Secara keseluruhan pengalaman adalah pengalaman yang positif, tetapi pasti ada saat-saat yang cukup menantang,” tutur Shindy.

“Kebanyakan insinyur perempuan dalam lingkungan kerja, Anda benar-benar harus bekerja sedikit lebih keras pada awalnya untuk membuktikan nilai Anda, untuk menunjukkan kompetensi Anda untuk benar-benar diterima sepenuhnya sebagai anggota terhormat dan kontributor nyata untuk tim,” ujarnya.

Baca Juga: Menhan Singapura Sebut AS Kehilangan Dukungan Anak Muda Karena Perang Gaza

Tantangan besar pertamanya datang di bulan Ramadhan, ketika dia harus memilih makan bersama orang lain atau tidak.

“Reaksi pertama saya adalah untuk berempati, daripada marah dan mencoba menjadi bagian dari solusi dan bekerja pada bagian pendidikan, melalui keterlibatan dan interaksi, hanya menjadi profesional tentang apa yang saya lakukan dan memberikan hasil profesional. Pada akhirnya, orang menghormati itu,” ujarnya. (T/P006/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Bangladesh Larang Pertemuan Massa di Dhaka setelah 45 Orang Tewas

Rekomendasi untuk Anda

Ilustrasi (Foto: Freepik @freepik)
Kolom
Khadijah
Kolom
Khadijah