Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Terakhir Daud Nabi Tunjukkan Islam Itu Damai

sri astuti - Senin, 18 Maret 2019 - 14:43 WIB

Senin, 18 Maret 2019 - 14:43 WIB

5 Views

Christchurch, MINA – Saat dunia mulai pulih dari serangan teroris Jumat yang menghancurkan di Selandia Baru, Afghanistan dilanda duka mendalam atas kehilangan Daud Nabi, seorang pria rendah hati di negara itu, terbunuh dengan bersimbah darah bersama 50 jamaah lain di Christchurch.

Mantan pengungsi Afghanistan berusia 71 tahun itu, adalah satu di antara anggota pendiri Masjid al-Noor, salah satu dari dua masjid yang diserbu oleh seorang teroris.

Saat itu, Daud berdiri di pintu masuk masjid untuk menyambut jamaah yang akan sholat Jumat. Dalam video siaran langsung serangan di Facebook, ia terlihat menyambut hangat Brenton Tarrant, teroris berusia 28 tahun, dengan mengatakan “Hello Brother”, mengharapkan hal yang sama darinya, tapi justru Daud malah menerima beberapa peluru mematikan.

Ucapan sederhana dari Daud dalam menghadapi kematian itu, telah menyentuh ribuan orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi

Kata-kata terakhirnya “Hello Brother” menjadi tren dengan tweet dalam bahasa Inggris, Arab, Pashto, Persia, Turki, dan bahasa lainnya.

“Tarrant ingin menghentikan #Islam, tetapi dia membuat lebih banyak pahlawan Islam, dia menunjukkan kepada kita wajah jelek #Islamophobia dan penyakit pada diri mereka yang sakit #ChristchurchTerrorAttack #HelloBrother,” ujar salah satu di antara banyak tweet.

“Kata-kata terakhir dari jiwa yang murni dipenuhi dengan iman yang damai #HelloBrother, ” ujar tweet lain.

Lari dari pemerintahan Soviet di Afghanistan, Daud berlindung di Selandia Baru sekitar empat dekade lalu. Dia adalah kepala komunitas kecil Afghanistan di sana.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Salah satu dari empat putranya, Omar Nabi, mengatakan kepada BBC di Afghanistan, ayahnya selalu melayani masyarakat terutama para migran.

“Dia tidak pernah meminta atau mengharapkan imbalan apa pun, dia akan selalu berusaha untuk kesejahteraan mereka,” kata Omar.

Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani, dalam tweetnya pada hari Ahad (17/3) mengatakan: “Hari ini, saya berbicara dan menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga Mohammad Daud Nabi dan Matiullah Safi. Mereka menjadi Syuhada dalam serangan masjid di Christchurch, Selandia Baru. Saya menawarkan bantuan kepada keluarga-keluarga yang kehilangan ini dengan cara apa pun.”

Kedutaan Besar Afghanistan di Selandia Baru mengatakan, seorang pria Afghanistan lainnya mencegah teroris memasuki Masjid Linwood, masjid kedua yang diserang.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Seorang pria asal Afghanistan, Abdul Aziz, yang berada di dalam Masjid Linwood saat penyerang an, telah dipuji sebagai pahlawan karena menghadapi teroris bersenjata itu, mengejarnya dan mencegah lebih banyak kematian.

Abdul Aziz tidak bersembunyi ketika penembak maju ke arah Masjid Linwood selama sholat Jumat dan membunuh mereka di jalannya. Sebaliknya, dia mengambil hal pertama yang bisa dia temukan, yakni mesin kartu kredit dan berlari keluar dengan berteriak “datang ke sini! ”

Imigran Muslim dari Pakistan, India, Afghanistan dan negara-negara lain menanggung beban sangat berat akibat serangan teroris ini. (AT/Ast/RS3)

Sumber : Anadolu Agency

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Breaking News
MINA Sport
Breaking News
Internasional
Indonesia
Feature