Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KEBEBASAN BERIBADAH BAGI UMAT ISLAM DI SHENZEN, CINA

Rana Setiawan - Kamis, 23 Juli 2015 - 01:36 WIB

Kamis, 23 Juli 2015 - 01:36 WIB

642 Views

(Foto: Arsip)
(Foto: Arsip)

(Foto: Arsip)

Oleh : Dudin Shobaruddin,
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Shenzen yang luasnya kurang lebih 2.050 Km persegi, adalah  salah sebuah provinsi di bagian Selatan Cina yang  letaknya tidak jauh dari Hongkong.

Wilayah itu sedang  pesat melakukan pembangunan dengan perkembangan ekonomi yang kokoh, sehingga pendapatan perkapitanya mencapai 24.336 Dolar AS. Mayoritas populasinya adalah urban atau pendatang dari berbagai provinsi di Cina dan juga dari berbagai negara.

Ketika penulis berkunjung ke sana April lalu, sempat bertemu dengan berbagai warga sekitar yang berasal dari  dari Sudan, Turki, Bosnia, Libya, dan juga Arab Saudi.

Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi

Asal nama dari Kota Shenzhen adalah Boan County yang banyak terlibat kengan pemancingan ikan. Kemudian pada tahun 1979 dirubah menjadi Shenzhen dengan bahasanya banyak menggunakan Mandarin dan Kanton.

Islam di Shenzhen

Masjid Shang Meilin.(Foto: shenzhenparty.com)

Masjid Shang Meilin.(Foto: shenzhenparty.com)

Jumlah penduduk hampir 15 juta jiwa, dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Budha. Bagaimanapun ada di antara mereka yang beragama Kristen dan juga sekitar 100.000 jiwa beragama Islam.

Dari jumlah pemeluk Islam itu, 20.000 jiwa adalah penduduk asli Shenzhen dan selebihnya adalah penduduk muslim dari berbagai negara.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Jika kita bertanya mengenai agama Islam di Shenzhen, mereka akan menjawab “Shang Meilin”. Inilah salah satu tempat terkenal bagi penduduk Muslim di Shenzhen, yang merupakan nama sebuah pusat Islam yang terletak di Jalan Mai Lin East Road, Che Guan Suo, Shenzhen. Lokasi itu tidak jauh dari stasiun Kereta Api Super Cepat Lou Hu, perbatasan dengan Hongkong yang bisa dicapai dengan perjalanan sekitar 20 hingga 30 menit.

Masjid tersebut kini sedang dalam perbaikan dan perluasan dengan anggaran lebih dari enam miliar rupiah. Untuk sementara waktu, umat Islam sekitar menyewa sebuh gedung yang letaknya tidak jauh dari lokasi guna menunaikan ibadah berjamaah.

Kebebasan Islam

(Foto: Dushob/MINA)

Imam Masjid ‘Shang Meilin’, Imam Sulaeman sedang menyampaikan tausyiah.(Foto: Dushob/MINA)

Ketika penulis bertanya mengenai Islam di Shenzhen kepada pimpinan dan juga merupakan Imam Masjid ‘Shang Meilin’, Imam Sulaeman, dia mengatakan, penduduk Muslim setempat bebas melaksanakan ajaran agama Islam dan menunaikan ibadah, seperti Sholat, Shaum dan haji.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Bahkan kedai-kedai makanan halal dapat mudah ditemukan di kota ini.

Meski demikian masih ada pelarangan mengkritik pemerintahan dan pemerintah tidak sepenuhnya memberikan bantuan kepada umat Islam, tambahnya.

Oleh karena itu, pendanaan segala bentuk kegiatan umat Islam di sana seluruhnya hasil penggalangan dana dari  internal umat Islam sendiri termasuk  pembangunan sarana ibadah yang didanai dengan infak dari kaum muslimin sendiri.

“Kami sangat mengharap bantuan umat Islam untuk terus menjalankan kegiatan kegiatan kami,” tegas Imam Sulaeman yang mampu berbahasa Inggris dan Arab.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Di Shenzen pun tidak terdengar berita adanya intimidasi dan tekanan dan larangan melaksanakan rukun Islam seperti sholat zakat dan puasa. (K05/R05-P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Khadijah
MINA Health