Ankara, 27 Dzulhijjah 1436/11 Oktober 2015 (MINA) – Pemerintah Turki mencurigai dua ledakan yang menewaskan puluhan orang yang tengah berkumpul untuk aksi damai itu adalah serangan ‘teroris’.
“Kami menduga ada keterkaitan teroris,” kata seorang pejabat pemerintah, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, Sundays Zaman, Sabtu (10/10) melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Dalam Negeri mengutuk serangan itu dan menyebutnya ‘menargetkan demokrasi dan perdamaian Turki’.
Perdana Menteri Ahmet Davutoglu langsung meminta pertemuan keamanan darurat untuk membahas serangan tersebut. Kantor Davutoglu mengatakan ia menangguhkan program kampanye pemilihannya untuk tiga hari ke depan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Presiden Recep Tayyip Erdogan pun memangkas programnya di Istanbul untuk segera kembali ke Ankara.
Dua ledakan bom mengguncang sebuah persimpangan jalan di pusat Ankara, ibu kota Turki, Sabtu (10/10) pagi. Kementrian Dalam Negeri Turki mengungkapkan ledakan itu menewaskan sedikitnya 30 orang dan melukai 126 lainnya.
Media lokal, Dogan, seperti dilansir Aljazeera, mengungkapkan ledakan terjadi selang beberapa menit. Ledakan yang pertama terjadi pada sekitar pukul 10.00 waktu setempat (14.00 WIB).
Ledakan terjadi di dekat sebuah stasiun kereta yang dijadikan titik berkumpul oleh orang-orang yang akan menggelar aksi unjuk rasa damai untuk memprotes konflik antara militer pemerintah dan kelompok pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di tenggara negara itu.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Aksi damai antipemerintah tersebut digagas dan diselenggarakan oleh kelompok sayap kiri Turki atau simpatisan Partai Demokrasi Rakyat (HDP)
Saksi mata mengatakan beberapa tubuh terlihat tergeletak di tanah di depan stasiun di Hipodrum Street.
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan mendetail mengenai ledakan itu, termasuk dalang utamanya. Ada klaim awal ledakan itu disebabkan oleh seorang pengebom bunuh diri tapi tidak ada konfirmasi. (T/P002/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata