Yogyakarta, MINA – Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Madrasah sejak beberapa waktu lalu mengembangkan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (difabel). Madrasah yang mengembangkan program ini dikenal sebagai madrasah inklusif.
“Madrasah inklusif dirancang dengan desain sedemikian rupa dari mulai regulasi, penataan kelembagaan, kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan (PTK). Tak kalah pentingnya adalah fasiltas pembelajaran bagi anak-anak dengan kondisi khusus tersebut. Sarana dan prasarana harus kita fasilitasi dengan baik,” kata Menag Lukman Hakim Syaifudin saat membuka Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma), Kompetisi Sains Madrasah (KSM), Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Madrasah Expo Tingkat Nasional 2017 di Stadion Krida Mandala Yogyakarta, Senin (7/8) malam.
Dikutip dari rilis Kemenag, salah satu madrasah yang dipandang cukup berhasil menyelenggarakan pendidikan inklusif adalah MTs Negeri 19 Jakarta Selatan.
Saat ini ada tiga orang anak difabel yang belajar di sana dan terbukti bisa berprestasi, yaitu Kenichi, Lutfi, dan Aqila. Dalam praktiknya, fasilitas pembelajaran dan tenaga pengajar juga disesuaikan dengan kebutuhan mereka, misalnya dengan tersedianya Al-Quran braile dan alat untuk membuat soal ujian braile. Juga alat penunjang lainnya sesuai standar serta para guru yang ikut belajar huruf braile.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Madrasah inklusif memberikan peluang yang sama untuk memperoleh pendidikan layak bagi anak difabelitas.
“Saya meyakini dan terus berharap seluruh guru madrasah di penjuru Nusantara senantiasa menyertakan rasa cinta dalam setiap layanan pendidikan yang diberikan kepada segenap anak harapan bangsa tanpa terkecuali,” tutur Menag.
“Sebab dengan cinta, setiap tenaga pendidik mampu memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya di mana pun dan kondisi apa pun,” lanjutnya.
Ada yang baru dalam pembukaan AKSIOMA-KSM kali ini. Pasalnya, siswa berkebutuhan khusus diberi kesempatan untuk unjuk prestasi. Hal ini yang dimanfaatkan Kenichi dan Aqila dengan membacakan puisi berjudul “Agama, Konstitusi dan Kita” karya Menteri Lukman Hakim Syaifudin.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Sontak, penampilan mereka di atas panggung terus diiring tepuk tangan ribuan siswa madrasah dan masyarakat yang ikut menyaksikan. (R/R05/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru