Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemendikbud Tingkatkan Program Gizi Anak Sekolah di Daerah

Rana Setiawan - Selasa, 25 September 2018 - 14:24 WIB

Selasa, 25 September 2018 - 14:24 WIB

5 Views

(Foto: Istimewa)

Sorong, MINA – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan Program Gizi Anak Sekolah (Progas) Tahun 2018 untuk mengatasi masalalah terkait kasus gizi buruk, stunting, penyakit menular dan lain-lain.

Progas ini merupakan program bantuan pemerintah dalam bentuk pemberian sarapan kepada peserta didik dengan tujuan meningkatkan asupan gizi dan kebiasaan sarapan, serta memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik untuk membiasakan diri hidup bersih dan sehat.

Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Sorong, Mendikbud Muhadjir Effendy meninjau dan melihat langsung penyiapan makanan untuk anak-anak sekolah yang dimasak di Dapur Progas SD Inpres 1 Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat, Senin (24/9).

“Saya sangat mendukung supaya bahan-bahan yang digunakan untuk memasak berasal dari masyarakat sekitar, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani terutama yang memproduksi, atau bergerak di sektor pangan di sini,” katanya saat meninjau dapur Progas di SD Inpres, Kabupaten Sorong.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

Mendikbud berharap, Progas bisa disebarluaskan dan dikembangkan dengan baik oleh Pemerintah setempat sehingga semua SD di Kabupaten Sorong bisa menikmati sarapan pagi yang bergizi dan sehat seperti yang sudah dilakukan di SD Inpres 1 Kabupaten Sorong.

“Kalau bisa dialokasikan dalam APBD sehingga ada program pemberian makanan gizi sehat minimal untuk anak SD,” ujar Mendikbud.

Menurutnya, program atau kebijakan dari pemerintah pusat (Kemendikbud), tidak mungkin dilakukan secara nasional tanpa kerja sama dengan pemerintah daerah.

Sementara itu Bupati Sorong, Johny Kamuru mengungkapkan, Progas mulai dijalankan di Kabupaten Sorong pada April 2017 dengan menyasar 84 SD yang tersebar di sembilan distrik.

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

Pada tahun 2018, Progas diterapkan di 10 SD yang terletak di Distrik Aimas dan Distrik Klamono.

“Pemkab Sorong memberikan perhatian penuh kepada pembangunan pendidikan dan kesehatan, sesuai dengan visi Kabupaten Sorong, yaitu “Maju Bersama Rakyat, Cerdas Sehat dan Sejahtera di Tahun 2022″,” ujarnya.

Johny menambahkan, Pemkab Sorong memberikan dukungan penuh kepada pemerintah pusat agar Progas tetap berkelanjutan di tahun berikutnya.

Secara operasional, Progas dimulai tahun 2016 di empat kabupaten, yaitu tiga kabupaten di NTT dan satu kabupaten di Banten. Pada tahun 2017 penerapan Progas meluas di 11 kabupaten pada lima provinsi. Kemudian pada tahun 2018 bertambah menjadi 64 kabupaten pada 20 provinsi.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

“Pemilihan sekolahnya sesuai dengan yang sudah kita siapkan. Setiap kabupaten ada dua kecamatan, dan setiap kecamatan ada lima SD, sehingga di setiap kabupaten ada 10 SD. Di Kabupaten Sorong sendiri ada 10 SD, dengan total 2.170 siswa,” tutur Hamid, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen)

Hamid menambahkan, Program Gizi Anak Sekolah atau Progas merupakan program untuk merespons permasalahan gizi pada anak sekolah. Masalah gizi tersebut antara lain anak yang terlalu kurus, berjumlah 11 persen dari populasi anak usia 5-11 tahun, lalu anak dengan kelebihan berat badan atau over weight sebesar 18,8 persen, anak stunting sebesar 30,7 persen terjadi pada anak yang baru masuk SD, dan terakhir anemia sebesar 26 persen.

“Tahun 2015 atas arahan Presiden Joko Widodo, Progas menjadi salah satu upaya pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk mengatasi berbagai persoalan gizi,” ujar Hamid.

Dalam melaksanakan Progas, sekolah bisa memanfaatkan bahan-bahan lokal di setiap daerah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah. Progas dijalankan bekerja sama dengan beberapa pihak, diantaranya World Food Programme (WFP), SEAMEO Refcon dan Fakultas Ekologi Manusia Jurusan Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB).

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Progas diharapkan bisa berjalan sinergi dengan program kesehatan lainnya di sekolah, seperti program UKS, sanitasi, kantin sehat, sekolah sehat, dan perilaku hidup bersih. (R/ais/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Rekomendasi untuk Anda