Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KEPALA RS AL SYIFA: RAFAH HARUS DIBUKA

Abu Al Ghazi - Rabu, 16 Juli 2014 - 04:35 WIB

Rabu, 16 Juli 2014 - 04:35 WIB

1461 Views ㅤ

Dr. Nasr Tatar, Kepala Rumah Sakit Al Syifa Kota gaza, foto : MINA
Dr. Nasr Tatar, Kepala <a href=

Rumah Sakit Al Syifa Kota gaza, foto : MINA" width="300" height="198" /> Dr. Nasr Tatar, Kepala Rumah Sakit Al Syifa Kota gaza, foto : MINA

Wawancara Eklusif dengan Dr. Nasr Tatar, Kepala Rumah Sakit Al Syifa, Kota Gaza.

Situasi di Jalur Gaza semakin memprihatinkan, serangan Israel yang masih terus berlanjut sejak 6 juli hingga hari ke sembilan membuat korban semakin banyak dan bertambah, sementara kapasitas dan persediaan obat obaratan di Rumah Sakit semakin menipis. Guna mengetahui lebih lanjut bagaimana kondisi medis jalur gaza, wartawan Mina di Jalur Gaza, Muhammad Husein dan Reza Al Dila Kurniawan berkesempatan  untuk mewawancarai Dr. Nasr Tatar,  kepala Rumah sakit Al Syifa yang merupakan Rumah sakit terbesar di Jalur Gaza pada selasa 15 Juli 2014.

Berikut petikan wawancaranya :

MINA : Bagaimana Kondisi medis jalur Gaza saat ini?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

Dr. Nasr Tatar : Agresi militer yang di lancarkan oleh zionis Israel hingga hari ini telah memakan banyak korban warga Gaza. Menurut catatan kami sampai saat ini jumlah korban tewas telah mencapai 192 orang sementara korban luka luka mencapai lebih dari 1.400 orang.

Kurangnya persediaan obat obatan, alat medis dan staf medis di rumah sakit sakit Jalur Gaza semakin memperparah kondisi. Dan kalau ini terus dibiarkan, -korban korban luka parah bisa meninggal..

MINA : Bagaimana dengan bantuan yang datang dari Mesir dan Jordania?

Dr. Nasr Tatar : Bantuan medis yang datang dari  kedua negeri itu  cukup membantu mesikupn tidak memberikan pengaruh besar. Karena bantuan bantuan yang mereka datangkan masih jauh dari yang dibutuhkan dan belum bisa menutupi kekurangan yang dialami rumah rumah sakit di Jalur Gaza.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

MINA : Pada perang 2012 silam banyak dokter dari berbagai negara menjadi relawan untuk rumah sakit Assyifa, bagaimana saat ini?

Dr. Nasr Tatar : Pada agresi militer zionis 2 tahun silam tepatnya tahun 2012, banyak rombongan dokter dari berbagai negara arab dan Eropa menjadi relawan di rumah sakit Assyifa. Namun hari ini kondisinya berbeda. Karena pintu perbatasan Rafah yang tidak kunjung dibuka maka para dokter dokter dari luar gaza tidak bisa masuk. Tidak hanya pintu perbatasan Rafah yang selalu ditutup, perbatasan Beit Hanun pun kondisinya tidak jauh berbeda.

Sampai saat ini hanya ada 2 dokter relawan berasal dari norwegia dan 3 dokter lainnya yang merupakan utusan dari ikatan medis Palestina – eropa.

MINA : Jadi apa yang saat ini sangat dibutuhkan?

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Dr. Nasr Tatar : Saya menyeru dan meminta agar pintu perbatasan rafah segera dibuka  agar barang barang bantuan bisa masuk ke Jalur Gaza. Demikian juga agar para pasien yang kondisinya memperihatinkan bisa segera dirujuk ke rumah sakit rumah sakit yang memilki pelayanan yang memadai. (L/K01/K02/Reza/EO2)

 

 

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Internasional
Palestina
Palestina
MINA Millenia
MINA Sport
MINA Health
Asia
Indonesia