Kolombo, MINA – Pemerintah Sri Lanka pada Senin (13/5) mengumumkan pemberlakukan “jam malam” secara nasional, setelah kerusuhan anti-Muslim menyebar ke bagian-bagian negara pulau itu, tiga pekan setelah beberapa pengebom bunuh diri yang diklaim oleh ISIS menewaskan lebih dari 250 orang dan melukai ratusan lainnya.
Jam malam akan tetap berlaku sampai jam 4 Selasa (14/5), kata juru bicara kepolisian S.P Ruwan Gunasekara, Munsif Daily melaporkan yang dikutip MINA.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mendesak warga untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh desas-desus setelah kekerasan, terutama mempengaruhi distrik Kurunegala, daerah tempat umat Islam menjadi sasaran, Colombo Gazette melaporkan.
Kota Kurunegala terletak sekitar 100 km dari Kolombo dan umat Islam merupakan kelompok etnis terbesar kedua di sana setelah Sinhala, yang sebagian besar beragama Buddha.
Baca Juga: Amnesty International Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Perdana Menteri mengatakan, pasukan keamanan bekerja tanpa lelah untuk menangkap teroris dan memastikan keamanan negara, tetapi setiap kali ada kerusuhan sipil, akan menambah beban mereka dan menghambat penyelidikan yang sedang berlangsung.
Komentar itu muncul setelah beberapa toko milik Muslim dan properti lainnya dirusak atau dihancurkan oleh gerombolan di distrik Kurunegala pada Senin (13/5).
Pihak berwenang sebelumnya memberlakukan jam malam di beberapa kota di negara mayoritas Buddha yang masih terguncang dan sementara memblokir situs-situs media sosial setelah sebuah unggahan di Facebook memicu kerusuhan anti-Muslim.
Sri Lanka telah berada di ujung tanduk sejak tragedi 21 April, ketika pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di tiga gereja, tiga hotel mewah dan dua tempat lainnya. Sebagian besar target berada di Kolombo.
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah
Pembunuhan itu adalah yang terburuk yang melanda Sri Lanka sejak akhir perang saudara satu dekade sebelumnya.
Kerusuhan dipicu pada hari Ahad (12/5) setelah sekelompok orang menyerbu ke kota Chilaw setelah unggahan di Facebook oleh seorang penjaga toko Muslim tentang “rencana serangan”.
Laporan mengatakan, beberapa orang melemparkan batu ke masjid dan menyerang toko-toko milik Muslim. Seorang pria, diduga Muslim juga dipukuli.
Di tengah kerusuhan, Angkatan Darat melakukan tembakan ke udara untuk membubarkan massa, tetapi kerusuhan menyebar ke kota-kota lain, Daily Mirror melaporkan.
Baca Juga: Bayi Yesus dengan Keffiyeh, Adegan Kelahiran Bersejarah di Vatikan
Pada hari yang sama, jam malam diberlakukan di daerah Chilaw dan Kuliyapitiya, Bingiriya, Hettipola dan Dummalasuriya dan larangan media sosial diberlakukan untuk mencegah peredaran berita palsu dan hasutan untuk melakukan kekerasan.
Jam malam kemudian diperluas ke daerah Rasnayakapura dan Kobeigane di distrik Kurunegala dan pihak berwenang memperingatkan bahwa “tindakan keras akan diambil terhadap siapa pun yang mengganggu perdamaian”.
Kerusuhan terakhir dimulai ketika gereja-gereja Katolik memulai misa hari Ahad untuk pertama kalinya sejak pemboman Paskah.
Menurut All Ceylon Jamiyyathul Ulama (ACJU) – badan utama ulama Islam – telah ada kecurigaan yang meningkat terhadap Muslim setelah serangan yang dituduhkan pada kelompok Islam lokal Thowheed Jamath, yang diyakini memiliki hubungan dengan ISIS yang mengklaim pembantaian.
Baca Juga: Penjajah Israel Nyatakan Suriah sebagai Front Pertempuran Keempat
Pihak berwenang Sri Lanka mengatakan sebagian besar dari 150 orang yang diduga terkait dengan serangan bulan lalu telah meninggal atau ditangkap tetapi banyak yang masih khawatir bahwa pemerintah belum menangkap semua calon militan.
Pembunuhan dan ketegangan yang berkepanjangan telah mempengaruhi industri pariwisata yang penghasil devisa utama bagi Sri Lanka. (T/B05/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)