KERUSUHAN BANGLADESH KIAN MELUAS

Sebuah bus di Bangladesh dibakar karena tidak ikut mogok nasional. (Foto: AFP/Getty Images)
Sebuah bus di dibakar karena tidak ikut mogok nasional. (Foto: AFP/Getty Images)

Dhaka, 28 Rabi’ul Awwal 1436/19 Januari 2015 (MINA) – Setelah hampir dua pekan ketidakstabilan politik, kerusuhan di Bangladesh kian meluas ke seluruh negeri, setidaknya 25 orang telah meninggal.

Kerusuhan bermula ketika oposisi pemerintah, Partai Nasionalis Bangladesh, melakukan protes pada 5 Januari, menandai satu tahun pemilu kontroversial yang pernah mereka boikot.

Kelompok oposisi melakukan blokade transportasi nasional dan mereka membakar bus yang menentang aksi itu, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Senin.

Seorang politikus senior Partai Nasionalis Bangladesh juga ditembak di ibukota, Dhaka.

Kondisi di Bangladesh membuat beberapa diplomat asing menyatakan keprihatinannya, termasuk pejabat PBB yang pada Jumat lalu menyerukan partai-partai politik di negara itu menyelesaikan sengketanya, terutama tentang tuntutan oposisi yang menginginkan pemilu baru.

“Kekerasan politik di Bangladesh, hasil dari kegagalan kedua partai politik besar untuk menyelesaikan perbedaan mereka secara damai, sangat mengganggu,” kata Ravina Shamdasani, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB.

Pernyataan itu juga mendesak pemerintah memastikan penangkapan pemimpin oposisi tidak sewenang-wenang dan semua langkah-langkah untuk pemulihan sesuai dengan hukum hak asasi manusia internasional.

Sementara itu, diplomat dari delapan negara Barat yang dipimpin oleh Kepala Delegasi Uni Eropa, Pierre Mayaudon, bertemu dengan sekelompok pemimpin Partai Nasionalis Bangladesh pada Kamis (15/1) dalam upaya menengahi upaya diakhirinya negeri itu.

Keterlibatan internasional muncul di saat oposisi mau pun Liga Awami yang berkuasa tidak bersedia “melunakkan diri” dari posisinya.

Ekonomi negara juga menderita. Jutaan dolar hilang setiap hari melalui blokade, sektor pertanian dan industri lumpuh karena tidak ada sarana pengangkut barang dan bahan. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0