Khutbah Idul Fitri: Menjaga Ketakwaan Pasca Ramadhan

ilustrasi idul fitri (foto: dokumentasi MINA)

Disusun oleh: Ust Widi Kusnadi, Dai Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْاَحْزَابَ وَحْدَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى ألِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ اتَّبَعَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

الله اكبر الله اكبر لاَ إِلهَ اِلَّا الله وَاالله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Hafidzakumullah  

Kumandang takbir menggema, menggelora di suluruh pelosok negeri. Takbir menjadi bukti keimanan, ketakwaan, sekaligus ungkapan syukur kepada Allah Rabbul Izzati.

Rasanya baru kemarin kita berucap Marhaban Ya Ramadhan. Tapi hari ini, Ramadhan telah pergi meninggalkan berbagai cerita dan kenangan tak terlupakan.

Rasa sedih dan bahagia bersatu padu. Melepas Ramadhan dan menyambut Syawal mengharu biru. Dengan lantunan tahmid dan takbir nan syahdu. Terucap di lisan, keluar dari qalbu.

Tidak lupa, khatib menyampaikan wasiat takwa. Marilah kita jaga, kita pupuk, kita pelihara kualitas iman dan takwa kita, terutama pasca Ramadhan menuju 11 bulan berikutnya.

Menjaga iman dan takwa saat sendiri atau bersama, dalam suka maupun duka, ketika lapang maupun tak berpunya, sejak muda hingga tua, kita tetap dalam takwa kepada Allah Ta’ala.

الله اكبر الله اكبر لاَ إِلهَ اِلَّا الله وَاالله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Hafidzakumullah  

Udara segar di pagi ini, sungguh menyehatkan badan dan menjernihkan pikiran. Kita berjalan bersama keluarga, tetangga dan saudara. Dengan penuh kebahagiaan melangkahkan kaki, mengagungkan asma Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Setelah sebulan penuh di bulan Ramadhan kita mengisi siang dan malamnya dengan ibadah, menahan lapar dan dahaga, menahan syahwat dan pandangan mata, menahan lisan dan pendengaran, demi menggapai ridha Allah Ta’ala.

Semoga dengan ibadah Ramadhan yang telah kita tunaikan, Allah Ta’ala berkenan mengampuni dosa-dosa kita, dan mengangkat derajat kita, mulia di sisi-Nya.

Lantunan takbir di hari yang Fitri ini. hendaknya mendorong manusia untuk menyadari, bahwa dirinya adalah makhluk lemah tiada arti. Tidak ada daya dan kekuatan dalam diri, kecuali atas izin dan kehendak Allah Yang Mahatinggi.

Dengan takbir ini, hilanglah takabur dalam diri. Sirnalah rasa ujub dan sombong dalam hati. Lenyapkanlah keaungkuhan yang bersemayam dalam pikiran. Semoga takbir ini, menghantar kita kembali fitri.

الله اكبر الله اكبر لاَ إِلهَ اِلَّا الله وَاالله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Hafidzakumullah  

Hari raya menjadi hari yang sangat dinanti-nanti. Allah Ta’ala memberikan anugerah tiada terhingga kepada kita semua. Tidak hanya berupa pahala, juga ampunan dari segenap dosa-dosa.

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw bersabda: yang artinya, “Jika hari raya Idul Fitri telah tiba, para malaikat akan berbaris di -jalan-jalan sambil menyerukan: ‘Wahai umat Islam, segeralah berangkat untuk Shalat Idul Fitri, memenui seruan Allah Yang Mahamulia.

Dia akan menganugerahi kebaikan dan memberikan pahala yang sangat besar. Sungguh, kamu telah diperintahkan untuk beribadah di malam hari, lalu kamu melaksanakannya. Kamu diperintahkan berpuasa di siang hari, lalu kamu menunaikannya.

Kamu telah memenuhi seruan Tuhanmu, maka terimalah hadiahmu. Kemudian ketika mereka sudah selesai menunaikan shalat (hari raya Idul Fitri), Malaikat berseru kembali: “Ketahuilah bahwa Tuhanmu telah mengampuni dosa-dosamu. Maka kembalilah keperjalanan hidup kalian selanjutnya, sebagai orang-orang yang memperoleh petunjuk.” (HR At-Thabrani).

Maka, jangan tangisi Ramadhan yang telah pergi. Karena ia pasti akan kembali lagi. Akan tetapi, tangisilah dirimu sendiri, bisa jadi dirimu yang tak bisa bertemu Ramadhan lagi, karena telah menghadap Allah, Tuhan Pencipta langit dan bumi.

الله اكبر الله اكبر لاَ إِلهَ اِلَّا الله وَاالله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Hafidzakumullah  

Syawwal merupakan bulan peningkatan amal ibadah. Maka, mari kita tetap mempertahankan grafik kualitas dan kuantitas ibadah pasca-Ramadhan.

Dalam mempertahankannya, perlu upaya serius untuk bisa istiqamah menunaikannya. Para ulama menjelaskan, untuk menjaga spirit Ramadhan, diperlukan 3 M, yakni Muhasabah, Mujahadah, dan Muraqabah.

Pertama, Muhasabah bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri? Apakah kita sudah maksimal menjalankan ibadah di bulan Ramadhan? Jika sudah, maka teruskan kebiasaan baik itu untuk 11 bulan berikutnya.

Namun jika ada yang belum maksimal, mari kita perbaiki dan sempurnakan di 11 bulan setelahnya.

Rasulullah SAW bersabda:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

“Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang mengevaluasi dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta panjang angan-angan dalam kehidupan dunia.’ (HR Tirmidzi).

Kedua adalah mujahadah, yakni bersungguh-sungguh berjuang mempertahankan tren positif ibadah Ramadhan.

Di bulan Syawal ini, kita harus tancapkan tekad untuk terus melestarikan kebiasaan-kebiasaan positif selama Ramadhan.

Tekad kuat sangat diperlukan agar hambatan dan tantangan dalam kehidupan, tidak  menyurutkan semangat ibadah dan amal shaleh yang telah kita dawamkan.

Allah Ta’ala telah memberikan motivasi pada orang yang bersungguh-sungguh dalam berjuang, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 69:

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

 “Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang orang yang berbuat baik.”

Ketiga adalah muraqabah yakni mendekatkan diri kepada Allah. Dengan muraqabah ini, akan muncul kesadaran diri selalu diawasi oleh Allah swt, sekaligus memunculkan kewaspadaan untuk tidak melanggar perintah-Nya.

Sikap seperti itulah yang menjadi ciri utama orang yang bertakwa. Mereka yakin kepada yang ghaib, yakin dengan pahala dan dosa, surga dan neraka, yang tidak tampak oleh mata manusia.

Rasulullah SAW bersabda:

أَنْ تَعْبـــُدَ اللَّهَ كَأَنَّــكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

 “Hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, sebab meski engkau tidak melihat-Nya, Dia melihatmu…” (HR Bukhari).

الله اكبر الله اكبر لاَ إِلهَ اِلَّا الله وَاالله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Hafidzakumullah  

Syawwal juga menjadi bulan pengingat agar kita semua tetap konsisten dalam Jihad.  Dalam konteks saat ini, jihad yang bisa kita lakukan adalah menentang penjajahan Zionis Yahudi di tanah Palestina, juga kedzaliman di negeri-negeri lain seperti di Kashmir, Rohingya, Uighur dan tempat-tempat lainnya.

Maka, untuk melawan mereka, umat Islam tidak bisa melakukannya sendiri-sendiri. Kaum Muslimin hendaknya membangun komunikasi, bersinergi, bekerja sama dan saling membantu, sehingga kaum Muslimin bersatu dan menjadi kuat.

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ …(ال عمران [٣]: ١٠٣)

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah secara berjama’ah, dan janganlah kamu berpecah-belah,…Al-Ayah”

Saatnya kaum Muslimin di seluruh dunia melakukan aksi, bergerak berjama’ah untuk membebaskan Al-Aqsa dan Palestina. Marilah terus kita kerahkan segala daya dan upaya, baik lisan, tulisan, melalui media, aksi turun ke jalan, mengirim bantuan, hingga bermunajat dalam doa. Tiada hari tanpa bersuara, berbicara dan menulis tentang Al-Aqsha, Palestina.

الله اكبر الله اكبر لاَ إِلهَ اِلَّا الله وَاالله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Hafidzakumullah  

Tidak lupa kami juga menyampaikan Nasihat Untuk Kaum Hawa, para muslimah, baik yang masih lajang maupun yang sudah berkeluarga.

Wahai para wanita, wahai para hamba pilihan Allah, bertakwa lah kepada Allah  dan banyaklah bersedekah, karena Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam senantiasa menasihati para shahabiyah tentang hal itu

Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Wahai wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah beristighfar karena sungguh aku melihat wanita adalah sebagai penghuni neraka yang paling banyak.”

Berkatalah seorang wanita yang cerdas di antara mereka, ‘Mengapa kami sebagai penghuni neraka yang paling banyak, wahai Rasûlullâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Karena kalian sering mengingkari kebaikan suami.

Namun, di sisi lain, Rasulullah juga mengabarkan berita gembira kepada kaum wanita. Beliau bersabda;

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita senantiasa menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kehormatannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR Ahmad)

الله اكبر الله اكبر لاَ إِلهَ اِلَّا الله وَاالله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Hafidzakumullah  

Mengakhiri ini, marilah kita berdoa bersama, dengan meluruskan niat, membersihkan hati. Semoga Allah memperkenankan doa-doa kita di hari yang Fitri ini.

*إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَا فِى فِلِسْطِيْنِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آلْمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْم الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

(A/P2/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Arif Ramdan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.