Jakarta, MINA – Komunitas Read Aloud mengadakan workshop bertema “Membaca Nyaring Dengan Buku Digital Menstimulus Kreatifitas Anak” pada Jumat (14/9), bagian acara dari pameran buku Indonesia International Book Fair (IIBF) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Rossie Setiawan salah satu penggagas komunitas Read Aloud memaparkan fakta agar masyarakat menyukai membaca. Pertama, perlu cara menyenangkan untuk menjadikan manusia membaca. Kedua, membaca merupakan keahlian yang didapat tahap demi tahap.
“Saya menilai masyarakat Indonesia belum menjadikan membaca itu hal yang menyenangkan, seperti di tingkat Sekolah Dasar, murid dituntut untuk dapat membaca akan tetapi dengan cara yang salah dan menakutkan. Sehingga mereka merasa bosan dan akhirnya malas membaca,” katanya.
Padahal akar dari literasi itu dimulai sejak dini, yaitu dengan proses menumbuhkan kemauan anak terlebih dahulu, kemudian anak mampu membaca hingga akhirnya tumbuh kegemaran membaca.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Dengan orangtua menyisihkan waktu 15 menit setiap hari untuk membacakan cerita kepada anaknya itu membantu mengembangkan komponen-komponen cara berpikir dan kemampuannya,” ujarnya.
Komunitas Read Aloud telah ada sejak 2007. Komunitas ini memberikan kontribusi yang banyak terhadap literasi dini untuk Indonesia. (L/ais/hnh/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun