Surabaya, 16 Sya’ban 1438/14 Mei 2017 (MINA) – Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Agama Islam (Kopertais) Wilayah IV Surabaya menggelar Annual Conference for Muslim Scholars (AncoMS).
AncoMS kali pertama ini diselenggarakan di UIN Sunan Ampel dan salah satu hotel di Surabaya pada 13 – 14 Mei 2017.
Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin selaku Keynote Speaker mengapresiasi inisiatif Kopertais bersama PTKI Swasta di wilayah Kopertais IV untuk menggelar agenda strategis ini.
“Kegiatan ilmiah ini begitu inovatif dan kreatif. Selaku Dirjen Pendidikan Islam, saya akan meminta Kopertais lain di Indonesia untuk menyelenggarakan acara yang serupa dengan apa yang sudah dicapai oleh Kopertais wilayah IV,” ungkapnya dalam keterangan pers Kemenag yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Koordinator Kopertais IV yang juga Rektor UIN Sunan Ampel Abd Ala menyampaikan, acara ini sengaja digelar dalam rangka mendorong para dosen PTKI Swasta agar meningkatkan produksi ilmu pengetahuan sekaligus meningkatkan publikasinya di jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi.
Menurutnya, Indonesia dalam konteks publikasi dan produksi karya ilmiah di banding dengan negara Islam lain, masih terbilang tertinggal. Hal ini salah satunya disebabkan gairah literasi para akademisi muslim yang jauh dibawa ekspektasi, di samping keterbatasan lainnya.
“Kegiatan ini merupakan carnaval akademik yang dirayakan dengan berkompetisi melalui temuan-temuan ilmiah. Bagi tulisan yang bagus akan dikawal untuk dipublikasikan di jurnal-jurnal terakreditasi, syukur bisa ke jurnal Internasional bereputasi,” terangnya.
Konferensi tahunan pertama kali di lingkungan Kopertais Wil IV ini mengusung tema “Memperkokoh Kajian Islam Multidisipliner di Era Kontemporer”. Konferensi ini menghadirkan sejumlah narasumber, seperti Azyumardi Azra, (Peneliti sekaligus Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Mark Woodward, Guru besar di Pusat Penelitian Agama dan Konflik di Universitas Arizona, Amerika Serikat.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Azyumardi menyatakan, kajian-kajian Islam multidisipliner termasuk hal baru di dunia Islam. Selama ini, menurutnya, perguruan-perguruan tinggi Islam di Timur Tengah lebih kental dengan kajian-kajian monodisiplinnya. Maka, keberadaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia yang mengkaji Islam dengan pendekatan multidisipliner adalah langkah membongkar kemapanan.
AncoMS perdana ini juga diisi diskusi pararel. Bertempat di salah satu hotel di Surabaya, peserta dibagi menjadi 6 kelompok kajian, yaitu: Pendidikan Islam, Hukum Islam, Pemikiran Islam, Peradaban Islam, Ekonomi Islam, dan Kajian Multidisipliner. AncoMS ini diikuti 100 peserta konferensi yang tulisannya dinyatakan lolos dari 216 peserta yang mendaftarkan diri. (T/R05/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas