CAR.jpg" alt="" width="606" height="404" /> Warga Republik Afrika Tengah (CAR) menggotong korban terluka selama bentrokan. (Foto: dok. The Washington Post)
Bria, 27 Ramadhan 1438/22 Juni 2017 (MINA) – Jumlah korban dari bentrokan kelompok bersenjata di Bria, Republik Afrika Tengah (CAR) yang awalnya sekitar 50 orang, naik menjadi 100 jiwa dalam sehari.
Mayat tergeletak di jalan-jalan Bria, sekitar 580km timur laut dari Bangui, ibu kota negara itu. Puluhan orang lainnya dirawat karena luka tembak setelah bertempur Selasa (20/6) pagi.
“Jumlah korban tewas pasti akan meningkat, karena saat ini baru perkiraan 100 orang tewas,” kata Walikota Bria, Maurice Belikoussou kepada kantor berita di Inggris pada Rabu (21/6) melalui telepon. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Masih ada yang tergeletak di lingkungan sekitar, di jalan dan di semak-semak,” katanya.
Baca Juga: Perhimpunan Cendekiawan Internasional Tegaskan Tindakan Israel di Gaza Penuhi Kriteria Genosida
Saksi mata mengatakan bahwa rumah-rumah dijarah dan dibakar dalam bentrokan tersebut.
CAR yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia, telah diganggu oleh konflik sejak tahun 2013 antara pemberontak Seleka yang anggotanya banyak muslim dengan milisi Kristen Anti-Balaka, yang dimulai setelah penggulingan Presiden Francois Bozize.
Bentrokan pecah sehari setelah pemerintah CAR menandatangani kesepakatan damai dengan 13 dari 14 kelompok pemberontak dalam pertemuan di Roma, ibu kota Italia. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Empat Anggota Parlemen Italia Ambil Bagian dalam Armada Sumud Global
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PM Spanyol: Eropa Gagal Hentikan Genosida Israel di Gaza