Khartoum, MINA – Ratusan orang berdemonstrasi di ibu kota, Khartoum, Kamis (9/4), memprotes situasi ekonomi nasional yang semakin memburuk, dan menuntut pembubaran pemerintah transisi yang dipimpin Abdullah Hamdouk.
Para demonstran keluar di tengah cuaca panas dengan membawa slogan “Gerakan Rakyat Bersatu, “Hashd” meneriakkan slogan-slogan melawan koalisi (Forces of Freedom and Change alliance /FFC) atau Koalisi kebebasan dan perubahan, dengan mengangkat spanduk yang bertuliskan “Turunkan Kolonialisme Baru.”
Saat ini di pemerintahan Transisimenghadapi tantangan utama perekonomian negara yang semakin memperhatikan, terutama peningkatan inflasi, kelangkaan BBM, dan juga semakin parahnya nilai tukar mata uang negara itu terhadap dolar AS.
Hal itu diperparah dengan kondisi Kasus COVID-19 yang terus bertambah dan membuat anggaran negara harus direalokasikan ke sektor kesehatan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Beberapa hari lalu, Pemerintahan Koalisi membuat trobosan dengan membuat Rekening Donasi Khusus untuk membantu Perekonomian Nasional Sudan, terutama di bidang Kesehatan dan kebutuhan lainnya. Sampai saat ini sudah terkumpul hampir 80 Miliar Pound Sudan dan masih akan terus berlanjut.
Sudan dalam beberapa tahun terakhir mengalami berbagai problem besar, terutama setelah negara itu pecah menjadi dua negara, Sudan dan Sudan Selatan pada 2011. Hal itu menyebabkan berkurang penerimaan anggaran, terutama dari sektor minyak bumi.
Dewan Majelis Transisi resmi menjabat pada 21 Agustus 2019, dipimpin Jenderal Abdul Fatah Burhan menggantikan Rezim Pemerintahan Omar Bashir. (L/B02/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu