Cileungsi, Kab. Bogor, MINA – Pengusaha dan motivator, Legisan S. Samtafsir, M.Ag mengatakan, untuk menjadi dai yang profesional di era digital terdapat tiga kiat.
Pertama, memahami perkembangan digital (teknologi) sekarang ini yang sangat mempengaruhi dan merubah kehidupan masyarakat.
“Tentang banjirnya informasi, perubahan langkah bisnis, dan juga perubahan di fikiran masyarakat. Itu harus dipahami oleh para dai,” kata Legisan saat ditemui MINA usai menjadi narasumber dalam acara kuliah umum STAI Al-Fatah di auditorium H.M Hamidy, Shuffah Al-Fatah, Cileungsi, Sabtu (11/9).
Kedua, para dai itu harus mampu mengelaborasi konten dakwahnya sesuai dengan masyarakatnya yang sekarang.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Ketiga, para dai itu harus menggunakan teknologi digital itu sebagai alat dakwah.
“Kalau ketiga itu bisa dilakukan, maka seorang dai akan sangat professional di era digital sekarang,” ucapnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan harapannya kepada seluruh mahasiswa STAI Al-Fatah.
“Mahasiswa STAI Al-Fatah ini harus bangkit, karena mereka itu mahasiswa, masih muda, masih sehat, masih kuat, dan kesempatannya itu masih panjang. Tapi banyak yang terlena karena kesempatannya masih panjang itu sehingga berleha-leha,” ujarnya
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Oleh karena itu, lanjutnya, ini momentum yang sangat-sangat penting bagi mahasiswa untuk menentukan arah dari sekarang.
“Bahwa dia harus menjadi dai yang sangat professional, jadi ulama yang besar, sehingga dia bisa mengisi peran dakwah dalam masyarakat,” ucap Legisan.
Kemudian, ia juga berpesan kepada seluruh mahasiswa ataupun pemuda-pemudi di luar sana.
“Pesan untuk seluruh pemuda atau mahasiswa di luar sana, mereka harus menjadi agen-agen pembangunan. Banyak pemuda atau mahasiswa kita itu mereka terjebak dalam perangkap kenikmatan teknologi, sehingga lupa bahwa teknologi itu sebetulnya hanya alat saja untuk mempermudah dia belajar, mempermudah dia menciptakan prestasi”
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Oleh karena itu lanjutnya, mahasiswa (pemuda) itu, jangan terperangkap dalam jebakan itu. Namun dia harus gunakan teknologi itu untuk lebih banyak belajar dan bekerja keras karena dengan cara itu dia bisa mengisi peran-peran untuk pembangunan di masa mendatang. (L/R11/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia