Jakarta, 3 Shafar 1438/3 November 2016 (MINA) – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meluncurkan layanan berbasis teknologi informasi Indonesia Biodiversity Information Facility (InaBIF) yang bertujuan untuk mengembangkan dan membangun informasi ilmiyah tentang keanekaragaman hayati (Kehati) kepada masyarakat luas serta menyediakan bahan-bahan untuk pembelajaran, penggunaan, dan pemanfaatan Kehati Indonesia.
“Selain itu, InaBIF juga merupakan media penyadartahuan masyarakat tentang kekayaan alam Indonesia yang banyak manfaatnya dalam kehidupan manusia,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati, dalam keterangan pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (3/11).
Ia mengatakan, InaBIF menjadi salah satu simpul yang menyediakan data Kehati Indonesia dari berbagai sumber data, baik yang berasal dari pusat depositori nasional, berbagai pustaka terkini, baik dari Pusat Penelitian Biologi ataupun institusi lainnya.
“Latar belakang kemunculan InaBIF ini karena berangkat dari perkembangan kekinian ilmu dan tuntutan keterbukaan informasi public untuk kepentingan bersama, dan sesuai dengan beberapa hal terkait data Kehati yang dimandatkan dalam buku Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP), Konvensi Convention on Biological Diversity (CBD), dan lainnya,” ujarnya.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI, Witjaksono menambahkan, kemunculan InaBIF juga karena pendataan jumlah kekayaan Kehati saat ini masih belum terselesaikan mengingat jumlahnya yang sangat banyak dan bervariasi. Kendati sudah ada buku Kekinian Kehati Indonesia 2014, namun perkembangan data Kehati terus mengalami penambahan dan perlu untuk diperbarui.
“InaBIF ini menjadi solusi agar data kehati Indonesia bisa terkumpul dan update dengan perkembangan terkini,” tuturnya.
Ia menyoroti, kehadiran InaBIF juga akan memberi gambaran Kehati Indonesia yang selama ini semakin tergerus karena berbagai kegiatan yang berujung pada kerusakan alam dan menyebabkan kenurunan Kehatinya.
“Tilik saja, Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai kurang lebih 17.000 pulau, dengan 13.400 diantaranya sudah diberi nama, tentu memiliki kekhasan Kehati yang tinggi dan tercatat nomor dua di dunia setelah Brazil,” tutupnya. (L/ima)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)