Longsor Buat Akses Relawan di Ponorogo Jadi Sulit

Jalan menuju lokasi pencarian longsor di Ponorogo menjadi sulit dilalui kendaraan. (Foto: Agung/Oi Crisis Center/MINA)

 

Ponorogo, 7 Rajab 1438/4 April 2017 (MINA) – Longsornya tanah jalan raya mengakibatkan para relawan harus berjalan kaki menuju ke titik pencarian korban longsor di Dukuh Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Relawan dari Oi Crisis Center bernama Agung melaporkan kepada MINA pada Selasa (4/4) malam, situasi medan dan akses ke lokasi pencarian sangat sulit.

Pencarian hari ini sudah menurunkan anjing pelacak dari Polda Jawa Timur, tapi pencarian di Zona A tidak membuahkan hasil.

Meski terkendala, tim relawan lain di Zona C kembali menemukan satu jenazah. Jenazah korban ditemukan di timbunan longsor pada pukul 14.00 WIB. Korban benama Sunadi (40).

Agung mengatakan, jarak dari posisi Pos 1 ke Pos 2 sejauh 1,5 – 2 km dengan jalan beraspal. Jarak Pos 2 ke Pos Dapur Umum berjarak 1 – 1,5 km dengan jalan sudah menyempit. Adapun jarak Pos Dapur Umum ke Posko Induk mencapai 1 km, jalan hanya bisa di lalui kendaraan roda dua serta roda empat khusus kendaraan tim evakuasi.

Menurut Agung, malam ini Kordinator Nasional memerintahkan orientasi medan untuk esok hari secara maksimal terkait titik longsoran dan kekuatan hempasan tanah, untuk menganalisa titik posisi korban yang masih tertimbun.

Salah seorang relawan Ukhuwah Alfatah Rescue yang ikut mencari korban, Indra Rahayu Bahagia melaporkan, hujan yang kembali turun dan minimnya peralatan menjadi faktor pembatas.

“Kondisi hujan masih sering turun di lokasi longsor sehingga mengganggu aktivitas pencarian korban,” kata Indra kepada MINA, Selasa siang.

Hingga Selasa malam, tiga korban meninggal telah ditemukan sedangkan 25 korban lainnya masih hilang.

Sebanyak 300 jiwa mengungsi di rumah kepala desa dan menumpang sanak saudara terdekat yang aman dari longsor. (L/HRN/RI-1)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik