Brunei Darussalam, MINA – Lembaga Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Balitbang Diklat Kementerian Agama RI bekerjasama dengan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Sultan Syarif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam, menggelar Seminar bertajuk Manuskrip Al-Quran Nusantara.
Tampil sebagai narasumber, Pgs. Kepala LPMQ Muchlis M. Hanafi, serta dua peneliti Mushaf Al-Quran LPMQ Muhammad Musadad, dan Ahmad Jaeni. Sedang narasumber dari UNISSA, Ahmad Baha bin Haji Mokhtar dari Malaysia, dan Gumma Ahmed Himmad dari Sudan. Keduanya merupakan pengajar Ulumul Quran di UNISSA Brunei Darussalam.
Seminar tersebut dibuka oleh Dekan Fakultas Ushuludin UNISSA, Liliy Suzana binti Hj Shamsu. Ia mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan seminar ini bekerjasama dengan LPMQ. Demikian keterangan pers di laman Kemenag yang dikutip MINA, Ahad (1/10).
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Liliy berharap, seminar dapat menambah pengetahuan civitas akademika di lingkungan UNISSA dan para pemerhati Al-Quran di Brunei Darussalam terkait Manuskrip Al-Quran Nusantara.
Sedangkan nenurut Muchlis M Hanafi, pertemuan ilmiah ini merupakan rangkaian kegiatan Penelitian Mushaf Kuno Nusantara yang dilakukan di Brunei Darussalam.
Di hadapan civitas akademika UNISSA, Muchlis menyampaikan signifikansi penelitian mushaf kuno nusantara.
Ia mengatakan, penelitian mushaf kuno penting, antara lain untuk mengetahui capaian keilmuan ulama masa lalu di Nusantara. Melalui manuskrip Al-Quran kuno, selain kemajuan di bidang seni, juga dapat dilihat perkembangan di bidang Ulumul Quran.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Biarlah fakta-fakta dalam mushaf kuno itu bicara tentang kemajuan zamannya,” ujar Muchlis.
Muhammad Musadad dan Ahmad Jaeni masing-masing menyampaikan tema tentang Karakteristik Mushaf Kuno Nusantara dan Aspek Ulumul Qur’an dalam Mushaf Kuno nusantara.
Sementara itu, dua narasumber dari UNISSA berbicara tentang besarnya perhatian Sultan Hasanah Bolkiah terhadap Mushaf Al-Quran di Brunei Darussalam dan proses penulisan mushaf UNISSA yang sedang berjalan.
Kajian dan penelitian terhadap manuskrip Al-Quran di Brunei Darussalam memang belum pernah dilakukan, meski puluhan manuskrip Al-Quran kuno tersimpan di sejumlah lembaga, seperti Arsib Negara dan Jabatan Mufti.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kegiatan ini setidaknya dapat mendorong tumbuhnya kajian manuskrip Al-Quran di negeri yang berasaskan ideologi negara, Melayu Islam Beraja (MIB). (R/R09/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu