Kuala Lumpur, MINA – Malaysia mengerahkan sekitar 50 ribu tentara untuk berpatroli di jalan-jalan, pasar, titik masuk perbatasan dan daerah-daerah berpenduduk padat untuk memberlakukan pembatasan pergerakan warga selama dua pekan.
Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakob mengatakan, langkah itu adalah bagian dari upaya pemerintah untuk menegakkan Perintah Pembatasan Gerakan (RMO), setelah pemberlakuan penguncian (lockdown) negaranya guna membatasi penyebaran COVID-19. Arab News melaporkan Senin (23/3).
Pemerintah membentuk satuan tugas khusus yang terdiri dari polisi dan militer, dan akan segera bergabung Korps Sukarelawan Rakyat (RELA) dan Badan Penegakan Maritim Malaysia (APMM).
“Mematuhi pembatasan sangat penting,” kata Sabri.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Sabri menambahkan, berdasarkan laporan polisi, meskipun 90 persen orang Malaysia mematuhi RMO, 10 persen mereka yang tidak patuh bukan jumlah yang kecil untuk negara yang berpenduduk 32 juta.
“Banyak orang masih tidak menyadari bahwa pembatasan telah ditegakkan,” lanjutnya.
Malaysia mengumumkan sejumlah 1.306 pasien terinfeksi virus corona.
Menurut Kontributor MINA di Kuala Lumpur, suasana di tempat-tempat umum tampak sepi. Polisi dan tentara berjaga di jalan-jalan utama.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Kedai sembako dan makanan buka terbatas mulai pukul 8.00 pagi sampai pukul 18.00 sore. Petani yang hendak menjual dagangannnya ke psar tetap bekerja seperti biasa. Demikian juga nelayan yang mengupayakan ikan untuk dijual ke warga di pasar-pasar ikan.
Pemerintah juga membagikan masker muka secara gratis untuk masyarakat umum.
Laporan lain menyebutkan, ada kasus positif corona yang teridentifikasi, maka seluruh penumpangnya dipindahkan untuk dikarantina guna tes uji COVID-19.
“Jaga diri, jaga jarak, hindari kerumunan,” bunyi slogan yang digencarkan pemerintah. (L/RS2/B04)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)