Mampu Bersaing, Jagung Sulteng Kembali Diekspor

(Foto: Kementan)

, MINA – Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Karantina Pertanian Palu kembali memfasilitasi ekspor 6.100 ton dengan nilai ekonomi Rp.22 miliar tujuan Filipina dan olahan kelapa berupa Coconut Water Concentrate (CWC) 22,26 ton senilai Rp.634 juta tujuan Singapura hari Jumat (11/9).

Kabupaten Tojo Unauna (Touna), Sulawesi Tengah, merupakan salah satu sentra jagung dan kelapa nasional yang berada di Sulawesi Tengah. Tak hanya memasok kebutuhan nasional namun juga sudah menembus pasar mancanegara.

Saat ini di Touna, sudah ada industri yang mengolah produk pertanian berbahan dasar jagung dan kelapa yang hasilnya telah dapat menembus pasar mancanegara. Ekspor ini juga turut memberi nilai tambah khususnya bagi petani jagung dan kelapa di Touna sehingga perlu diapresiasi.

“Dengan lokasi yang strategis dan produk pertanian yang berlimpah, Kabupaten Ampana (pusat pemerintahan Kabupaten Touna) bisa ekspor langsung, ini patut diapresiasi,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil dalam sambutannya yang disampaikan oleh Andi Yusmanto.

Menurutnya, dengan akses ekspor langsung selain nilai tambah bagi petani, masyarakat dan pemerintah kabupaten juga dapat menambah semangat para petani dalam berbudidaya. Produk yang berlimpah, sehat dan aman sehingga mampu bersaing di pasar global.

Kepala Karantina Pertanian Palu, Soma Wijaya yang turut hadir juga menjelaskan, sejak layanan karantina dibuka pada media 2018, kerja petugas karantina di Wilayah Kerja Ampana dapat lebih mudah dan cepat. Sehingga penerbitan sertifikat kesehatan karantina tumbuhan atau Phythosanitary Certificate (PC) yang menjadi persyaratan negara tujuan dapat segera terpenuhi.

Akses Pasar Lebih Luas

Terbukanya akses pasar juga dirasakan oleh pelaku usaha dengan percepatan layanan. Hal ini seperti yang disampaikan Pawan Kumar dari PT. SCP yang memproduksi olahan kelapa.

“Sebelumnya kami ekspor melalui Surabaya, sekarang dengan ekspor langsung dari pelabuhan Ampana, pun dapat kami perluas tidak hanya Asia tapi juga Eropa dan Amerika Serikat,” kata Pawan.

Dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST di Karantina Pertanian Palu hingga Agustus 2020, komoditas pertanian ekspor unggulan asal Sulteng adalah kakao bij, tepung kelapa, virgin coconut oil, coconut oil, dan kelapa bulat dengan total nilai mencapai Rp246 miliar.

Jagung Sulteng Kembali Diekspor

Di saat pandemi seperti sekatang, petani Jagung di Touna boleh berbangga karena produksinya berlimpah dan berkualitas sehingga bisa dapat kembali ke ekspor setelah terakhir kalinya ditahun 2018.

“Dukungan Kementan pada program budidaya jagung yang sudah “on the track”, hasil dan mutunya bisa masuk pasar ekspor, ” kata Leo Yogie eksportir jagung dari PT.SAN.

Menurut Andi Yusmanto, selain sinergistas yang dibangun seluruh pemangku kepentingan di bidang pertanian baik pusat, daerah, pelaku usaha hingga petani pihaknya juga membuka akses informasi seluas-luasnya bagi masyarakat.

“Hal ini sejalan dengan gerakan yang digagas Mentan Syahrul Yasin Limpo, gerakan tiga kali lipat ekspor atau Gratieks, yang memberi dorongan luar biasa,” kata Andi.

Dari sisi hulu seluruh direktorat teknis melakukan program menggenjot produksi, pembinaan kualitas dan dukungan hilirisasi. Juga selaku fasiltator pertanian pada perdagangan internasional selain memberikan layanan cepat dan digitalisasi, Barantan juga memberikan pendampingan pemenuhan persyaratan teknis.

“Dengan makin tidak populernya kebijakan tarif di perdagangan dunia saat ini, maka pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari menjadi kunci utama memasuki pasar ekspor. Selaku otoritas karantina di tanah air kami siap memfasilitasinya,” pungkas Andi.(R/R1/RS1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)