Manusia Intan dan Arang

Oleh : Nurhadis, Wartawan MINA

Intan adalah mineral yang secara kimia merupakan bentuk Kristal atau alotrop dari karbon. Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat fisika yang istimewa, terutama faktor kekerasannya dan kemampuannya dalam mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai penerapan dalam dunia industri.

Harga intan yang mahal dikarenakan mineral ini terbentuk pada lapisan pertama dari magma cair yang naik ke permukaan tanah dari proses erupsi magma. Tekanan yang sangat tinggi dan panas lebih dari 1.300 derajat celcius menjadi pemicu terbentuknya intan. Dan intan terdapat di bawah tanah dengan kedalaman mencapai 160 km. itulah sebabnya intan merupakan batuan mineral paling keras yang biasa dipakai untuk mata bor minyak dan gas bumi yang mampu menembus lapisan tanah paling keras sekalipun.

Selain itu salah satu nilai sebuah perhiasan dari intan adalah kilauannya. Intan ketika terkena cahaya akan memberikan kilauan yang sangat cerah. Dua alasan inilah yang menjadikan intan sebagai batuan mineral paling mahal di dunia yang sudah punya standar harga dan kualitas.

Berbeda dengan intan, benda bernama arang berasal dari unsur sama yakni karbon, namun dihasilkan dari proses pembakaran dengan waktu lebih pendek dan suhu lebih rendah.

Bagaimana bisa, dua benda dengan unsur sama, karbon, namun menghasilkan benda yang berbeda. Yang satu rapuh, mudah hancur, dan harganya murah. Satunya lagi keras, sulit hancur dan harganya sangat mahal.

Yang membedakan keduanya adalah proses. Intan diproses dengan tekanan, pemanasan tinggi, dan waktu yang lama, sedangkan arang diproses dengan waktu yang lebih pendek dan dipanaskan dengan suhu yang rendah.

Begitu juga kita sebagai manusia, bisa bernilai tinggi, berkilaukah kita sehingga bisa menerangi sekelilingnya itu tergantung bagaimana proses yang kita lalui. Mengharapkan menjadi berlian sementara tekanan, dan proses pemanasan yang kita terima sebentar dan sedikit, tentu hal yang mustahil.

Untuk menjadi manusia sukses dunia dan akhirat, tentu akan melalui tahapan yang berat, tekanan dari berbagai penjuru, dan dipanaskan dengan suhu yang sangat besar.

Maka  benarlah firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah : 214,

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ

 “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah ?’. Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Qs. Al-Baqarah: 214).

Dari ayat di atas, setelah bersyahadat, paling tidak kita harus melewati tebing tinggi dan jurang terjal sebelum akhirnya mendapatkan kenikmatan dari Allah. Sebab sudah menjadi Sunnatullah untuk mencapai kebahagian, dan kesuksesan diperlukan proses yang tidak ringan.

Bahkan Nabi dan Rasul sekalipun tetap harus menempuh rute perjalanan yang tidak mudah. Mereka menderita, ditimpa malapetaka, ditimpa kemelaratan, juga rasa takut yang luar biasa sampai kepada puncaknya mereka berkata, kapankah pertolongan Allah akan datang menghampiri.

Maka Iman menjadi kunci utama kita untuk bisa menghadapi ujian seberat apapun, sehingga mampu bertahan berada di atas rute yang sudah ditentukan. Seberat apapun ujian, tempaan, juga tekanan yang kita terima, seyogyanya semakin mempertebal keimanan, bukan sebaliknya melemahkan keimanan.

Sebagaimana tekanan yang besar, pemanasan dengan tingkat derajat melebihi 1300 justru menjadikan karbon bermetamorfosis, merubah wujudnya menjadi sebongkah berlian yang kuat, berkilau, dan berharga mahal.

Dengan keyakinan penuh, Allah tidak akan memberikan kesulitan tanpa dibarengi dengan kemudahan, sebagaimana sabdaNya :

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا .  إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” (Qs. al-Insyirah : 5-6).

Maka bagi kita yang sudah bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah sudah sepatutnya bertekad kuat menerima proses yang sulit itu, tidak lemah, sehingga selesai melewatinya kita akan menjadi Intan, yang kokoh, berkilau, dan mempunyai harga tinggi. Tidak menjadi arang yang rapuh, tidak berkilau dan tentu harganya sangat murah.

jadilah Intan berlian dengan kilauan yangbisa menerangi sekelilingnya, dengan kekuatan yang super, dan harga yang sangat mahal, jangan jadi arang yang mudah rapuh, gelap tidak berkilau, dengan harga yang sangat murah.(A/B01/RS3).

Mi’raj News Agency (MINA).