MAPIM: Bantu Pendidikan dan Perkuat SDM di Afghanistan

Kuala Lumpur, MINA – Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia () mengatakan, salah satu bidang terpenting untuk membantu Afghanistan saat ini adalah  untuk fokus membantu penguatan dan peningkatan kapasitas pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia (HRD) negara itu.

“Kami berpandangan bahwa lembaga-lembaga HRD di Afghanistan perlu dibantu untuk pengembangan sumber daya manusia mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi,” kata Presiden MAPIM Mohd Azmi Abdul Hamid dalam keterangan tertulis yang diterima MINA, Senin (27/9).

Selain memberikan kesempatan bagi mahasiswa Afghanistan untuk belajar di Malaysia, MAPIM menilai, pendekatan untuk memperkuat lembaga pengembangan sumber daya manusia yang ada di sektor publik dan swasta di Afghanistan perlu diupayakan.

“Pendekatan ini dapat dilakukan oleh Malaysia mulai dari sektor swasta dan sektor informal non-pemerintah. Malaysia harus memperluas kerja sama dengan Afghanistan dalam menyusun rencana jangka panjang ini,” katanya.

Menurut MAPIM, berfokus pada pengembangan sumber daya manusia akan memiliki dampak jangka panjang pada pembangunan Afghanistan. Afghanistan sangat membutuhkan bantuan “hardware” dan “software” untuk berbagai sektor. Sumber daya manusia adalah modal yang paling penting jika bantuan berkelanjutan akan diberikan ke Afghanistan.

“Kami berpandangan bahwa sektor pendidikan sangat kritis. Afghanistan sudah memiliki beberapa universitas lokal. Sejauh ini terdapat 63 perguruan tinggi dengan 437 bidang studi. Bahkan ada 9 program doktor di 4 Perguruan Tinggi,” jelasnya.

Azmi mengatakan, Lembaga Pendidikan Tinggi di Malaysia dapat menjalin hubungan dengan Afghanistan dan menjalin kerjasama studi kembar dan program pertukaran akademisi dan mahasiswa antara kedua negara.

Di antara Universitas utama di Afghanistan adalah Universitas Kabul, Universitas Amerika Afghanistan, Universitas Balkh, Universitas Herat, Universitas Nangarhar Universitas Shaikh Zayed Universitas Kandahar.

Banyak kemitraan dengan Malaysia dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan 10 juta siswa dan 220.000 guru di seluruh Afghanistan sekarang.

Afghanistan memiliki masalah memiliki lebih banyak siswa sementara ada kekurangan guru yang berkualifikasi baik yaitu 80% guru (165.000 guru) tidak lulus tingkat pendidikan sekolah menengah.

Menurut pimpinan MAPIM, Afghanistan adalah negara yang paling parah terkena dampak perang dalam hal pendidikan. Kekerasan yang melibatkan penyerangan ke sekolah sebanyak 770 kejadian pada tahun 2008. Sementara itu, 5 juta anak tidak dapat bersekolah akibat perang pada tahun 2010.

LSM di Malaysia juga harus maju untuk membantu masa depan anak-anak Afghanistan yang masih menghadapi keamanan yang tidak stabil. Antara 2006-9, 439 guru, staf pendidikan dan siswa tewas, angka tertinggi di dunia. Katanya.

Pada tahun 2007, setengah dari penduduk Afghanistan berusia di bawah 18 tahun. UNICEF memperkirakan seperempat anak-anak Afghanistan antara usia 7 dan 14 tahun bekerja. Di daerah pedesaan situasinya lebih buruk, lebih banyak anak perempuan yang bekerja daripada anak laki-laki. Ini berarti putus sekolah atau tidak dapat menyelesaikan sekolah. (R/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)