Jakarta, MINA – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, masa tanggap darurat bencana di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) masih akan berlanjut hingga akhir Oktober mendatang.
Sutopo mengatakan, arahan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku kepala penanganan pasca bencana, mengenai proses rehabilitasi dan rekonstruksi bencana di Sulteng akan dimulai pada awal November sehingga masa tanggap darurat tetap berlangsung hingga akhir Oktober.
“Dan untuk besok tanggal 11 Oktober hanya proses evakuasi besar-besaran saja yang dihentikan sedangkan masa tanggap darurat tetap berjalan,” jelas Sutopo di Lobby gedung Graha BNPB Jakarta, Rabu (10/10).
Keputusan ini juga berdasarkan pada kesepakatan rapat evaluasi yang dipimpin Gubernur Sulawesi Tengah yang dihadiri unsur dari BNPB, Kapolda, Basarnas, SKPD pemerintah daerah, TNI, camat dan tokoh agama setempat.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Jelaskan Pentingya “Izin” Pada Surah An-Nur: 62
Proses evakuasi korban yang tertimbun lumpur di Jono Oge dan lainnya akan dihentikan pada 11 Oktober karena kondisi jenazah korban sudah melepuh, tidak dikenali, dan dapat menimbulkan penyakit.
Para relawan dari berbagai daerah yang sekarang ini sedang berada di lokasi bencana sebagian juga akan dikembalikan ke daerahnya masing-masing.
Sementara itu, untuk penanganan lanjutan adalah pembersihan puing-puing akan dilakukan dengan alat berat dan bantuan relawan nantinya.
BNPB juga mengimbau kepada warga yang mengungsi untuk segera kembali, baik yang ada di dalam maupun di luar Sulteng agar bisa menghidupkan kembali aktifitas di daerahnya.
Baca Juga: Ustaz Wahyudi KS Jelaskan Empat Perkara Jahiliyah yang Harus Dihindari
Saat ini, BNPB juga sedang melakukan pendataan kerugian dan kerusakan akibat gempa serta tsunami, sehingga akan ditemukan jumlah biaya untuk rehabilitasi nantinya.
Selain itu, warga di beberapa daerah juga akan direlokasi karena mengingat daerah tersebut sudah terbukti rawan tsunami, gempa dan likuifasi.
Beberapa daerah yang akan menjadi perhatian untuk dikaji oleh badan geologi agar bisa menjadi tempat relokasi diantaranya Balaroa, Duyun, Sigi, dan Talisik.
Hingga saat ini jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami Sulteng mencapai 2.045 orang, 10.679 orang uka-luka, 671 orang hilang yang sudah terlapor dan 8.775 orang mengungsi. (L/Sj/R01)
Baca Juga: Lima Ciri Kehidupan Berjamaah Menurut Al-Qur’an dan Hadits, Apa Saja?
Mi’raj News Agency (MINA)