Tel Aviv, MINA – Media Israel Yedioth Ahronoth pada Ahad (16/12) melaporkan bahwa, Arab Saudi masih enggan untuk menjalin hubungan secara terbuka dengan Israel.
Surat kabar Israel itu menunjukkan bahwa Riyadh baru-baru ini kehilangan hak untuk menjadi tuan rumah turnamen catur dunia setelah menolak memberikan visa kepada peserta Israel.
Hal itu menunjukkan bahwa hubungan antara kedua negara masih rumit dan setiap pendekatan akan tetap secara tertutup.
“Hubungan Israel-Saudi telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini karena kepentingan keamanan bersama untuk melemahkan ekspansi Iran. Kerjasama informal antara Riyadh dan Tel Aviv dalam masa pertumbuhan dan terkondisi pada realitas geopolitik saat ini yang mungkin berubah,” lapor Yedioth Ahronoth.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Setiap peningkatan mendadak dalam hubungan Iran-Saudi, tambah Yedioth Ahronoth, akan melemahkan peluang hubungan yang berkembang antara Riyadh dan Israel.
Namun, itu menunjukkan bahwa hubungan Arab Saudi dengan Israel telah diperkuat oleh pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump. Washington menganggap Riyadh dan Tel Aviv sebagai mitra penting untuk mencapai tujuan kebijakan luar negeri AS untuk menahan rezim di Teheran.
Surat kabar itu seperti dilaporkan MEMO yang dikutip MINA menekankan, bahwa meskipun ada kepentingan yang sama, Riyadh masih enggan untuk berurusan dengan Israel secara terbuka, terutama karena jalan buntu yang sedang berlangsung dalam proses perdamaian Israel-Palestina.
Anggota Hamas dari Dewan Legislatif Palestina, Mahmoud Zahar, mengecam beberapa rezim Arab baru-baru ini karena berencana untuk menormalkan hubungan dengan Israel secara terbuka, karena menurutnya, itu menunjukkan penurunan dukungan untuk rakyat Palestina. (T/B05/P1)
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Mi’raj News Agency (MINA)