Menag Dukung Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia

Jakarta, MINA – Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas mendukung untuk peningkatan Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (The Australia-Indonesia Muslim Exchange Program atau MEP).

“Sejak didirikan pada tahun 2002 dan merupakan program unggulan dari Institut Australia-Indonesia. Setiap tahunnya ada 10 orang Indonesia dan 5 orang Australia yang mengikuti program pertukaran. Saya berharap peserta dari Indonesia dapat ditambah 10 orang, hingga menjadi 20 orang,” kata Menag kepada Dubes Australia Gary Quinlan AO saat meeting zoom, di Jakarta, Rabu (27/1).

Menurutnya program yang berjalan selama dua pekan di negara tetangga itu menjadi tempat bertemunya pemimpin agama dan masyarakat, pejabat pemerintah, sekolah, LSM dan media lokal.

Saat ini sudah ada lebih dari 200 alumni program, termasuk tokoh pemimpin masyarakat, pendidik Islam, pegawai negeri, penulis, akademisi dan lainnya.

“Melalui kerjasama pembangunan yang ditargetkan selama bertahun-tahun, Australia telah menjadi mitra bagi Indonesia dalam membangun pendidikan Islam,” tambah Menag.

Yaqut menjelaskan, kerjasama sudah membangun lebih dari 500 Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah dengan memberikan pelatihan bahasa Inggris untuk para guru madrasah (dengan buku teks dan perpustakaan baru), dan memberikan hibah kepada 1.500 Madrasah untuk meningkatkan kualitas para guru.

“Baru-baru ini, melalui program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), program Bantuan Teknis untuk Penguatan Sistem Pendidikan (TASS) dan kerja sama kami dengan Bank Dunia. Indonesia-Australia kiranya terus mengembangkan dan meluncurkan sistem pengembangan profesional guru untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pendidikan Madrasah,” kata Menag.

Selain itu, lanjut Yaqut, Inovasi juga memperluas program di bidang pendidikan karakter untuk menyertakan toleransi beragama atau moderasi beragama.

Selanjutnya, ada program kemitraan dalam Skema Pendidikan Islam (PIES). Program PIES ini bertujuan untuk memperkuat penelitian dan pengajaran di Universitas dan institut Agama Islam Indonesia serta untuk membangun hubungan yang kuat antara Australia dan beberapa cendekiawan Islam yang paling dihormati di Indonesia. Sebagai bagian dari program tersebut, peserta menjalankan satu tahun dari studi doktoral mereka di Australian National University (ANU).

“Terakhir, Australia telah mendukung pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) sejak 2016 dengan memberikan dukungan kepada kelompok utama akademisi yang mengembangkan universitas serta nasihat teknis berkaitan dengan pengembangan kurikulum, administrasi, dan standar akademik,” kata Menag.

“Saya berharap program ini berjalan baik. Terimakasih atas silaturahim melalui zoom ini. Di lain kesempatan, saya berharap bertemu secara fisik kepada Pak Dubes,” tutup Menag. (R/R5/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.