Krasnodar, Rusia, 4 Syawal 1428/29 Juni 2017 (MINA) – Menteri Luar (Menlu) Negeri Jerman Sigmar Gabriel dan Menlu Rusia Sergey Lavrov terlibat perang kata-kata dalam sebuah konferensi pers bersama di Krasnodar.
Gabriel menuduh rezim Suriah, yang didukung oleh Rusia di kawasan Timur Tengah, telah melakukan kejahatan perang.
Lebih jauh, Gabriel menuduh Lavrov meremehkan serangan yang dilakukan oleh rezim pemerintah Suriah, termasuk dugaan penggunaan senjata kimia, laman surat kabar Jerman Deutsche Welle melaporkan Rabu (28/6) yang dikutip MINA.
Selama konferensi pers di Krasnodar, kota di selatan Rusia, Lavrov menanggapi ancaman dari Washington yang ditujukan kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad pekan ini saat Gabriel mengecam Moskow karena mendukung rezim Al-Assad.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Lavrov mengatakan Rusia siap merespons ‘secara terhormat’ setiap potensi serangan AS terhadap militer Suriah sebelum Gabriel berbicara menentang peran Rusia dalam konflik Suriah dan mendesak Moskow agar menekan Al-Assad atas dugaan penggunaan senjata kimia.
“Semua pihak yang memiliki pengaruh di kawasan itu harus mengerahkan pengaruh tersebut terhadap pihak-pihak yang bertikai dan memastikan senjata kimia tidak digunakan lagi,” kata Gabriel.
Diplomat tertinggi Jerman tersebut merujuk pada serangan dugaan gas yang menghancurkan di kota Khan Sheikhun yang dikuasai pemberontak pada April. Insiden tersebut menewaskan 87 warga sipil dan 31 anak-anak.
“Kami tidak ragu bahwa rezim Suriah yang melakukan seangan kimia itu, dan bukan untuk pertama kalinya,” kata Gabriel. “Kami memandang dia (Al-Assad) sebagai penjahat perang,” tegasnya.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Moskow dan pemerintah Suriah telah menolak tuduhan bahwa pihaknya melakukan serangan gas tersebut.
Assad berulang kali mengklaim bahwa pasukannya telah menyerahkan semua persediaan senjata kimia mereka pada tahun 2013, setelah terbukti melakukan serangan gas sarin yang membunuh hampir 1.500 orang di timur Damaskus timur.
Lavrov dan Gabriel juga membahas konflik di Ukraina, dan kedua diplomat senior tersebut mengajukan solusi damai.
Lavrov mengatakan bahwa perundingan baru dan revisi terhadap kesepakatan Minsk yang ditengahi oleh Perancis, Jerman, Rusia, dan Ukraina adalah satu-satunya solusi yang layak untuk perdamaian di wilayah tersebut. (R11/RS2)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)