Moskow, MINA – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyarankan diadakannya pertemuan tingkat menteri tentang permukiman Palestina-Israel.
Lavrov mengatakan, Rusia sedang bekerja untuk mengintensifkan pekerjaan Kuartet Timur Tengah (Rusia, AS, Uni Eropa dan PBB) dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel dan berpendapat bahwa format itu dihidupkan kembali setelah Joe Biden menjabat sebagai presiden AS.
“Untuk mengaktifkan platform ini, saat ini kami sedang bekerja sama dengan anggota Kuartet lainnya untuk mempertimbangkan kemungkinan penyelenggaraan pertemuan Kuartet di tingkat menteri luar negeri,” kata Lavrov saat konferensi pers di Moskow, Rabu (5/5), menyusul pertemuan dengan rekannya dari Palestina, Riyadh Al-Maliki, demikian Anadolu Agency melaporkan.
Lavrov juga menyampaikan keprihatinannya tentang meningkatnya ketegangan di Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
“Tentu saja, kami yakin akan perlunya de-eskalasi lebih awal, yang akan menjadi kepentingan Palestina dan Israel,” katanya.
Lavrov mendukung gagasan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mengadakan konferensi internasional tentang pemukiman Palestina-Israel, ia menekankan bahwa Kuartet harus mempertahankan “kontak yang stabil” dengan Liga Arab mengenai masalah tersebut.
Maliki mengatakan, mendukung gagasan Lavrov tentang pertemuan tingkat menteri Kuartet. Menurutnya, hanya Kuartet yang dapat mengaktifkan proses politik, sambil memuji peran Rusia.
Maliki menambahkan bahwa satu negara tidak bisa menjadi satu-satunya mediator dalam masalah pemukiman Palestina-Israel, bahkan yang berpengaruh, mengutip AS selama pemerintahan Donald Trump – posisi yang “jelas mendukung Israel.”
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
“Kami sangat tertarik untuk mengaktifkan proses politik. Kami melihat ini hanya bisa dilakukan dengan bantuan Kuartet mediator internasional, dan peran Rusia di sini sangat fundamental dan utama,” ujarnya.
Kuartet Timur Tengah dibentuk untuk mengkonsolidasikan upaya penyelesaian damai konflik Palestina-Israel.
Konflik Palestina-Israel dimulai pada tahun 1917, ketika pemerintah Inggris, dalam Deklarasi Balfour yang mengumumkan dukungan bagi pembentukan sebuah “kediaman nasional bagi bangsa Yahudi” di Palestina. (T/R6/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun