Washington, MINA – Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Jumat (8/5), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan melakukan perjalanan ke Israel pekan depan untuk bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Ketua Parlemen Benny Gantz.
Kunjungan Pompeo pada 13 Mei akan menjadi perjalanan pertamanya ke luar negeri karena pembatasan perjalanan diberlakukan di seluruh dunia, termasuk di AS dan Israel, untuk menghentikan penyebaran virus corona baru (COVID-19), Anadolu melaporkan.
Kunjungan itu akan dilakukan setelah kesepakatan pembentukan pemeritahan koalisi yang dicapai bulan lalu.
“Sementara di Israel, diplomat utama AS itu akan membahas upaya AS dan Israel untuk memerangi pandemi COVID-19, serta masalah keamanan regional terkait dengan pengaruh buruk Iran,” kata Juru Bicara Deplu AS Morgan Ortagus dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Pernyataannya tidak menyebutkan pencaplokan Israel atas Tepi Barat di Palestina, yang disetujui Netanyahu dan Gantz sebagai bagian dari penyelesaian politik mereka yang akan berlangsung 1 Juli.
Namun Ortagus menegaskan, Komitmen AS terhadap Israel tidak pernah lebih kuat daripada di bawah Presiden Kepemimpinan Trump.
“Amerika Serikat dan Israel akan menghadapi ancaman terhadap keamanan dan kemakmuran rakyat kita bersama. Di masa-masa yang penuh tantangan, kami berdiri di samping teman-teman kami, dan teman-teman kami di samping kami,” katanya.
Sebelumnya Pompeo mengatakan, pencaplokan Tepi Barat adalah untuk para pemimpin Israel. Namun dalam komentar terkuat, Duta Besar AS untuk Israel David Friedman pada Rabu (6/5) mengatakan, AS siap untuk mengakui kedaulatan Israel di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa pekan.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Hayom pada peringatan 2 tahun pemindahan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, Friedman mengatakan langkah-langkah sebelumnya perlu diselesaikan terlebih dahulu sebelum pengakuan.
“Washington tidak berencana untuk memaksakan syarat baru bagi langkah tersebut,” katanya.
Freidman mengatakan, AS akan mengakui kedaulatan Israel setelah langkah-langkah diambil, termasuk penyelesaian pemetaan, menghentikan pembangunan permukiman Israel di Area C, yang dikeluarkan dari aneksasi dan ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setuju untuk bernegosiasi dengan Palestina sesuai dengan Rencana perdamaian AS, satu hal yang telah disetujui Netanyahu.
“Bukan AS yang mendeklarasikan kedaulatan tetapi pemerintah Israel. Setelah itu terjadi, AS siap untuk mengenalinya,” katanya. (T/R6/P2)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)