Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menpar Targetkan Pariwisata Sumbang Devisa Terbesar

Rendi Setiawan - Selasa, 17 Oktober 2017 - 10:52 WIB

Selasa, 17 Oktober 2017 - 10:52 WIB

475 Views

Jakarta, MINA – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menargekan sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia pada tahun 2019.

“Kita target pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar. Sejak 2013 lalu, pariwisata merangkak naik dari rangking ke empat, dan tahun ini kita sudah berada di peringkat kedua,” ujar Arief saat Forum Merdeka Barat (FMB) memperingati tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK di Gedung Bina Graha, Selasa (17/10).

Menurut Arief, selama beberapa tahun ini, penyumbang devisa terbesar selalu dipegang oleh sektor minyak dan gas (migas). Namun, kata dia, untuk tahun 2016, sektor migas melorot ke urutan ketiga, sementara pariwisata naik ke rangking dua.

“Ini tentu harus kita pertahankan. Dan target kita menjadi penyumbang devisa terbesar bisa segera terwujud pada tahun 2019,” katanya.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Ia mengungkapkan, pada tahun 2013, sektor pariwisata menyumbang devisa sebanyak US10.054 dollar. Kemudian pada tahun 2014, naik menjadi US11.166 dollar, tahun 2015 naik lagi menjadi US12.225 dolar, dan pada tahun 2016, sektor pariwisata menyumbang devisa mencapai US13.568 dollar.

“Dari data ini kita melihat peningkatan signifikan dari sektor pariwisata dalam menyumbang devisa,” katanya.

Untuk menyukseskan targetnya, Arief menegaskan, pihaknya akan menciptakan10 Bali baru. Menurut Arief, hal itu bisa mendongkrak level pariwisata di mata dunia.

Tempat yang akan dijadikan 10 Bali baru itu antara lain, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Marorai.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Untuk saat ini, baru ada Jakarta, Batam, dan Bali,” katanya.

Arief mengaku sangat yakin dengan targetnya. Apalagi, kata dia, selama tahun 2016 saja, wonderfull Indonesia sudah menerima 46 kali penghargaan di 22 negara berbeda seluruh dunia. (L/R06/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Internasional