Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Susi: Ikan Jadi Komoditas Penting Hadapi Perang Masa Depan

Admin - Ahad, 27 Januari 2019 - 14:36 WIB

Ahad, 27 Januari 2019 - 14:36 WIB

4 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, di masa depan, setiap bangsa harus siap menghadapi perang. Bukan lagi perang politik dan ideologi, melainkan perang food security (keamanan pangan) dan energi.

Pandangan itu diungkapkannya saat kegiatan Chief Editors Meeting di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta Pusat pada Jumat (25/1) lalu, demikian JPP melaporkan pada Ahad (27/1) yang dikutip MINA.

Menteri Susi menyebutkan, ikan menjadi komoditas penting dalam mempersiapkan perang ini, baik itu ikan hasil tangkapan laut atau perairan lainnya, maupun hasil budidaya.

“Kalau kita mau menjadi bangsa besar yang mampu bersaing di era globalisasi yang sudah tak ada sekat dan batasan, sudah tidak ada garis demarkasi lagi antara people movement, business movement, dan technology, maka konsumsi makanan orang Indonesia harus berkualitas,” ujarnya.

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

Ia menyampaikan, meskipun zaman berubah dan teknologi terus berkembang, dasar manusia membutuhkan pangan tidak akan berubah. Sementara bahan konsumsi yang baik seperti halnya ikan sangat berperan dalam pembentukan manusia yang berkualitas.

“Konsumsi makan orang Indonesia harus berkualitas. Bukan sekadar beras, jagung, karbo… karbo… karbo… We need more than just carbohydrate. Sesuatu yang dapat meningkatkan kapasitas intelektual dan intelegensi kita, yaitu protein dan omega. Dan itu ada di ikan,” ungkapnya.

Berdasarkan data World Health and Seafood Congress, dalam 100 gram ikan terdapat 210 Omega 3 yang baik bagi perkembangan mata, otak, dan jaringan syaraf lainnya.

Menteri Susi juga menyebutkan, ikan menjadi pilihan sumber protein hewani yang lebih baik dibandingkan daging. Selain harganya yang jauh lebih murah dan terjangkau untuk semua kalangan, ikan juga tidak mengandung trigliserida dan lemak jahat seperti halnya yang terdapat pada daging. Karenanya ia mengharapkan ikan dijadikan substitusi suplemen untuk rakyat.

Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar

“Saya ingin ikan menjadi sebuah makanan wajib di setiap rumah because it is cheaper, because it is healthier, and the omega is very important for the brain development of our people,” cetusnya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengampanyekan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Tujuannya untuk mendorong angka konsumsi ikan di masyarakat yang masih tergolong rendah.

Pada 2019 ini, KKP menargetkan peningkatan angka konsumsi ikan nasional menjadi 54,46 kg per kapita, lebih besar dibandingkan target tahun lalu sebesar 50,65 kg per kapita yang terealisasi sebesar 50,69 kg per kapita. (R/Mufi/RI-1)

 

Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Breaking News
Indonesia
Indonesia