Jakarta, MINA – Relawan Lembaga Kemanusiaan Medis Kegawatdaruratan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Dr. Zecky Eko Triwahyudi mengatakan, Tim MER-C di lokasi bencana Mamuju dan Majene, melakukan Mobile Clinic, menyusuri area-area yang belum tercover, untuk memberikan pengobatan kepada masyarakat yang mengalami cidera karena gempa.
“Tim menghadapi medan yang sulit di area terdampak gempa di daerah perbatasan antara Mamuju dan Majene. Lokasinya daerah pegunungan, jalannya sangat sulit untuk dilewati, bahkan, sebelum gempa, memang jalannya sulit untuk dijangkau,” ujarnya kepada MINA, Rabu (3/2).
Dr Zecky mengatakan, peristiwa gempa terjadi di tengah wabah pandemi Covid-19, dan di Tenda Pengungsian sulit untuk mengendalikan pencegahan wabah tersebut.
Kemudian, masyarakat mengalami gejala Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA), sebagian menolak untuk diperiksa.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
“Stigma di masyarakat kalo kena Covid-19 akan dikucilkan, dijauhi, jadi mereka menolak untuk diperiksa dan menolak swabtest,” terangnya.
“Kita periksa, jika mengarah ke patah tulang dan perlu tindakan khusus kita arahkan ke rumah sakit, sedangkan yang tidak patah, kita beri obat untuk mengatasi nyeri,” jelasnya.
MER-C merupakan organisasi kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis, sudah berpengalaman dalam memberikan bantuan medis dan kesehatan terhadap siapa saja yang mengalami kondisi kemanusiaan kritis.
Konsep kemanusiaan MER-C yang Rahmatan Lil Alamin, independen, menjaga netralitas, untuk menolong yang paling membutuhkan, akibat kondisi peperangan, ketidakadilan, stigmatisasi, isolasi politik yang menimbulkan masalah kesehatan dan medis.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
MER-C menolong siapa saja tanpa membedakan latar belakangnya. (L/Hju/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online