Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Milad Ashabul Kahfi Islamic Centre Sydney Ke-20

Widi Kusnadi - Selasa, 4 Desember 2018 - 23:12 WIB

Selasa, 4 Desember 2018 - 23:12 WIB

9 Views

(Foto: AKIC)

Oleh: Teuku Aulia Geumpana; Mahasiswa Program Doktor Teknik Elektro dan Informatika Universitas New South Wales (UNSW) Australia

Islam mengajarkan setiap umatnya untuk memiliki akhlaq mulia. Demi mencapai tujuan tersebut Allah memerintahkan umat Islam untuk mencontoh akhlaq Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang telah dijamin Allah sebagai insan terbaik di atas muka bumi.

Berangkat dari semangat inilah, Ashabul Kahfi Islamic Centre (AKIC) mengusung tema khusus yang berjudul “Mempersiapkan Generasi Yang Berakhlaq Di Era Milenial” dalam rangka memperingati 20 tahun lahirnya (milad) Ashabul Kahfi sebagai sebuah organisasi pendidikan Islam Indonesia di Sydney Australia.

Rangkaian kegiatan Milad Ashabul Kahfi Islamic Centre (AKIC)

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

Perayaan milad Ashabul Kahfi ke-20 ini dilaksanakan Ahad, 2 Desember 2018, bertempat di Korean Society Hall, Croydon Park NSW, Australia. Acara yang meriah ini diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan dari pagi sampai petang.

Di pagi hari, acara dimulai dengan perlombaan anak-anak seperti lomba adzan, kaligrafi, mewarnai dan hafalan doa yang dikoordinir oleh Br. Syafi’ie dan Br. Masnawi Nur.  Sekitar 35 anak berusia antara 5-10 tahun ikut serta memeriahkan acara perlombaan tersebut.

Kemudian, kegiatan perayaan milad dilanjutkan dengan temu-ramah alumni AKIC. AKIC menyadari pentingnya peranan alumni dalam membangun dan membesarkan centre di masa depan. Oleh karena itu, AKIC memberikan slot khusus bagi para alumninya untuk berdiskusi secara terfokus dalam bingkai tema ‘What are your ideas and contributions for AKIC?’ (Ide dan kontribusi yang bisa alumni sumbangkan untuk AKIC).

Dua belas orang representatif alumni AKIC duduk berdiskusi memikirkan cara terbaik bagi AKIC dalam berperan dan memberikan dampak positif pada komunitas muslim Indonesia di Sydney khususnya dalam menghadapi tantangan milenial saat ini. Diskusi yang dimoderasi oleh Br. Muhammad Aulia juga menyorot bagaimana alumni bisa ambil bagian dalam setiap kegiatan-kegiatan AKIC di masa mendatang.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Berbagai ide dan saran bermunculan dari para alumni. Diantaranya adalah ide penggunaan media sosial sebagai salah satu cara meningkatkan diseminasi informasi kegiatan-kegiatan AKIC, baik itu untuk keperluan kampanye dakwah di dunia maya atau untuk mengundang para alumni AKIC ikut berpartisipasi-aktif (active-participatory) di setiap kegiatan AKIC.

Tiga kata kunci dalam diskusi tersebut terfokus kepada peluasan tanggungjawab organisasi yang melibatkan kaum muda (shared-responsibility), pelibatan kembali (re-engagement) para alumni AKIC dan perwujudan organisasi AKIC sebagai sebuah wadah milik bersama yang bersifat independen (togetherness).

Diskusi alumni ini berhasil melahirkan sebuah forum bersama untuk alumni AKIC (AKIC Alumni Joint Forum) dengan tujuan mendukung segala kegiatan AKIC dalam mencapai cita-citanya mendirikan pusat ilmu dan dakwah Islam (Islamic Centre) di Sydney, Australia.

Pada siang hari setelah istirahat untuk makan siang dan sholat dzuhur berjamaah, acara dilanjutkan dengan agenda Jumpa Tokoh.  Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh senior dari berbagai organisasi, Majlis Taklim dan komunitas masyarakat Indonesia yang ada di Sydney. Di antara para tokoh yang terlihat hadir pada acara tersebut adalah Bapak Lui Irfandi (CIDE), Bapak Endi Dharma (ICC), Ustadz Ari Aldrianzah (Iqro), Bapak Ali Askar (SSA), Ustadz Nur Syamsi (HT), Ustadz Muhammad Yaman, Bapak  Amri Yusra (Minang Saiyo), Ustadz Romzi Ali (Al Irsyad), Bapak Saifuddin Janaib (INASCA), Bapak A. Rasyid Nor (At-Taqwa), Bapak Lukman Hakim Dereinda (CIDE Academy), Bapak Ali Maslichan (Fajar Islam), Bapak Nirwan Kamaruddin, Bapak Mekail Nazar (SAS), Bapak Eddy Iskandar (KKS), Bapak H. Arman Thaher (IMGT), Bapak Bachtiar Abdul Ghani (AAS) dan Bapak H. Amrizal Ibrahim, Chairil Amin (IIA).

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Acara ini dimoderasi oleh Bapak Nurhakim selaku Project Manager AKIC dengan pemaparan kilas balik kegiatan AKIC sejak 20 yang lalu, testimoni keluarga Ashabul Kahfi dari mancanegara serta laporan hasil penggalangan dana AKIC yang lalu dan status pembangunan gedung AKIC terkini.

Sesi jumpa tokoh yang juga dihadiri oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia di Sydney Bapak Heru Hartanto Subolo ini berhasil memberikan banyak masukan positif dan membangun bagi AKIC ke depan. Di antaranya adalah usul mengenai program kerjasama AKIC dalam lingkup kebudayaan Indonesia dengan menggunakan branding-approach melalui media-media terkini dan bersifat inkludif.

Pengurus AKIC juga diharapkan bisa mengelola AKIC dengan mengedepankan transparansi, kebersamaan dan turut melibatkan muslim lokal Australia demi mendapatkan international exposure dalam pengelolaannya.

Hal ini diharapkan bisa menjadikan AKIC sebagai Islamic Centre yang bukan hanya milik masyarakat muslim Indonesia di Australia tetapi juga milik segenap masyarakat muslim di Australia secara umum. Setelah mendengar sumbang saran dari hampir seluruh tokoh yang hadir dan diakhiri dengan pernyataan penutup oleh Pendiri AKIC Dr. Teuku Chalidin Yacob.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Acara kemudian dilanjutkan ke acara puncak yaitu Dakwah Akbar yang menghadirkan Ustadz Ari Aldrianzah dari Iqro Foundation. Dalam ceramahnya, Ustadz Ari menekankan pentingnya peranan orang tua dalam membentuk karakter generasi muda Islam di Australia.

Menurutnya, pada zaman milenial seperti sekarang ini, arus informasi yang datang menghampiri generasi muda Islam sudah sangat sulit untuk dibendung. Terlebih lagi, bagi masyarakat muslim yang hidup di negeri minoritas seperti Australia.

Karena itu penting bagi setiap keluarga muslim di Australia untuk bahu membahu menjaga dan mengarahkan anak-anaknya dengan menanamkan karakter Islam yang kuat pada diri anak-anak semenjak dini.

Memperkenalkan sosok mulia Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melalui cerita dan prilaku mulia beliau dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan inilah yang harus dijawab oleh setiap orang tua muslim dan berbagai lembaga pendidikan Islam di Australia, demi mempersiapkan generasi muda Islam yang berakhlaq mulia di era milenial.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Pusat Islam Ashabul Kahfi sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam di Sydney yang peduli dengan pembentukan akhlaq generasi muda Islam semenjak dini diharapkan bisa terus berkomitmen dan bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya dalam menciptakan dan melahirkan calon-calon pemimpin Islam Australia yang berakhlaq mulia seperti akhlaqnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Dakwah Akbar diakhiri dengan testimoni positif dari beberapa peserta serta pembacaan doa oleh Ustaz Romzy Ali. Tidak lupa, ucapan maaf dari jarak jauh oleh KH. Tengku Dzulkarnain (Wakil Sekjen MUI Pusat) yang semula dijadwalkan untuk mengisi Dakwah Akbar AKIC juga ditampilkan dalam bentuk rekaman video.

Rangkaian kegiatan pada perayaan milad Ashabul Kahfi Islamic Centre ke-20 berakhir dengan sukses dan ditutup dengan pembagian door-prize serta foto bersama peserta dan panitia.

Atas kekurangan dan keterlambatan beberapa agenda acara karena kendala teknis, panitia milad AKIC memohon maaf sebesar-besarnya kepada para peserta. Secara keseluruhan, segenap keluarga besar Ashabul Kahfi dan seluruh jajaran penitia acara milad Ashabul Kahfi Islamic Centre ke-20 mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Islam Indonesia baik di Australia maupun di mancanegara yang telah ikut serta memeriahkan dan berpartisipasi dalam kesuksesan acara tersebut.

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Sekilas Mengenai Ashabul Kahfi Islamic Centre Sydney Australia

Suasana belajar di Ashabul Kahfi islamic Centre Sydney Australia.(Foto: AKIC)

Ashabul Kahfi Islamic Centre (AKIC) adalah sebuah Not-for-profit organisation yang terdaftar di Australian Charities and Not-for-profit Comission, berdiri sejak tahun 1998 di sebuah unit apartemen di wilayah suburb Lakemba, sebelah barat Sydney.

Dimulai dengan hanya 6 orang murid yang berkeinginan belajar membaca Al-Quran, melalui salah satu cabang organisasi, Ashabul Kahfi Language School (terdaftar di Department of Fair Trading NSW Reg. No.Y2814224) saat ini melayani lebih dari 100 orang murid yang hadir setiap pekan untuk belajar Alquran, Islamic studies, dan kelas bahasa dan budaya Indonesia.

Adapun tujuan utama dari Ashabul Kahfi Islamic Centre adalah untuk ikut berperan aktif dalam menyelenggarakan kegiatan edukasi dan budaya yang sesuai dengan ajaran Islam dan untuk memperlihatkan keindahan agama Islam ke dalam masyarakat Sydney dan sekitarnya yang mayoritas adalah non-Muslim.

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Saat ini, sebagian besar kegiatan yang diadakan, dilaksanakan di tiga lokasi yakni Sekolah Punchbowl Public School, Padstow Senior Citizen centre dan mushalla Ashabul Kahfi; dua rumah sederhana yang beralamatkan di 10-11 Edget st, Wiley Park, NSW.

Dengan semakin berkembangnya kegiatan dan bertambahnya jumlah murid, fasilitas yang ada sekarang sudah tidak mencukupi lagi sehingga dibutuhkan pengembangan pada lahan bangunan yang telah ada sekarang.

Butuh bantuan lebih lanjut dari saudara-saudara semua agar proyek Islamic Center ini dapat direalisasikan. Oleh sebab itu, kami ingin mengajak saudara-saudara sekalian untuk berdonasi dalam pembangunan Islamic Center yang Insya Allah tidak hanya menjadi tempat warga Sydney belajar Islam, tapi juga memahami budaya Indonesia.

Pendiri AKIC sendiri, Dr. Teuku Chalidin Yacob, MA., JP., adalah tokoh masyarakat Muslim dan pendidikan Islam di Australia. Ulama asal Aceh ini pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) Periode 1986-1989. Saat ini juga menjabat sebagai anggota Dewan Imam Nasional Australia (ANIC) dan Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Australia. Beliau menulis buku fenomenal berjudul “Muslim Melayu Penemu Australia” yang diterbitkan MINA Publishing House, Jakarta.

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina

Sydney, 3 Desember 2018

(AK/R01/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Kolom
Dunia Islam