Palembang, MINA – Berbicara tentang Masjidil Al-Aqsa, tidak hanya melihat fisiknya secara sepintas, bahwa Al-Aqsa itu jauh, Al-Aqsa itu urusan orang Palestina, bahkan kita mengurusi masjid kita sendiri saja masih belum maksimal.
Demikian Mudirus Shuffah, Muflihudin yang juga Pembina Aqsa Working Group (AWG) Biro Lampung saat memberikan tausiyah di Masjid Al-Hijrah, Kompleks Shuffah Al-Fatah, Sematang Borang, Palembang,Sumatera Selatan, Jum’at (8/4) dalam rangkaian Safari Ramadhan AWG bersama MINA Biro Sumatera di Wilayah Sumatera.
Muflihudin menjelaskan, mencintai Al-Aqsa itu tidak hanya cukup dengan tahu kondisi dan situasi Al-Aqsa tapi juga secara ruh harus betul-betul meyakini dalam hati supaya bagaimana rela mengorbankan segala hal untuk sesama muslim di Palestina khususnya dalam pembebasan Masjidil Aqsa.
“Kalau kita melihat sejarah, bagaimana para sahabat begitu cinta dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, mereka betul-betul mengorbankan segala hal untuk Rasulullah,” katanya.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Ia mengungkapkan, sebagai contoh ketika perang Badar, para sahabat begitu melihat Rasul dalam incaran kaum Musyrikin, sahabat-sahabat Nabi rela menjadikan dirinya tameng demi melindungi Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam.
“Ketika melihat pedang-pedang, tombak akan menghunus Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, para sahabat dengan sigap menghadang dan merelakan jiwanya menjadi benteng demi menyelamatkan nyawa Rasulullah, hingga akhirnya para sahabat syahid dalam keadaan melindungi Rasul, menegakkan kalimat Allah,” ungkapnya.
“Demikian lah para sahabat, saking cintanya mereka rela mempertaruhkan segala hal, tak hanya sekedar harta, tetapi nyawa mereka rela korbankan untuk Islam,” lanjutnya.
Maka dari itu, Muflihudin melanjutkan, ketika kaum muslimin mementingkan saudaranya maka di situlah kekuatan kaum muslimin, begitupun sebaliknya, ketika kaum muslimin mulai mementingkan diri sendiri, bahkan mengorbankan saudaranya untuk menyelamatkan diri sendiri, maka muslimin akan jauh dari kemenangan.
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
“Inilah tanda-tanda kehancuran kita. Jangan sampai persatuan-persatuan kita retak, hancur karena nilai materi yang itu adalah godaan syaiton. Sebuah Hadits dari Rasulullah, sesungguhnya setiap umat memiliki ujiannya, dan ujian umatku adalah harta,” kata Muflihudin.
Ketika nabi masih hidup, pernah mengatakan, “Sesungguhnya saya tidak merasa sedih dan khawatir ketika kalian (umat Islam) dalam kondisi sulit/susah, tapi justru saya khawatir ketika kita banyak ghonimah (harta rampasan) kalian akan berebut satu sama lain.”
Maka, kaum muslimin harus sadar tentang hakikat ukhuwah Islamiyah. Terdapat 40 ayat dalam surat Al-Anfal yang isinya mendidik kaum muslimin, tentang arti ukhuwah Islamiyah.
“Kalau kita sudah tau harta sebanyak apapun tidak akan mempengaruhi persaudaraan. Kalau kita bisa sholat di Al-Aqsa, kita bisa mendapatkan kemuliaan, berinfaq untuk Al-Aqsa, kita akan mendapatkan kemuliaan,” tutupnya.
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat
Pada Safari Ramadhan AWG tersebut, disosialisasikan program-program Ramadhan AWG dalam rangka menyantuni Rakyat Palestina, seperti program Bantuan Muslim Dingin (Winter Aid), Santunan Ifthar Ramadhan dan Ied, Qurban dan santunan untuk keluarga korban Perang. (L/R12/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel di Gaza Akibatkan Jutaan Ton Puing Terkontaminasi Zat Berbahaya