Mufti Chechnya Peringatkan Israel Agar Tak Sakiti Umat Islam

Jamaah Muslim Palestina memilih salat di luar kompleks daripada harus melalui detektor logam di pos pemeriksaan. (Foto: AP/Oded Balilty)

Grozny, MINA – Agung Republik , Syaikh Mohammad Salah Majidov, mengatakan pada hari Kamis (20/7), menekankan kembali pernyataan Presiden Ramzan Kadyrov yang menyatakan penolakan keras terhadap penutupan Masjid Al-Aqsha di Kota Al-Quds bagi jamaah Muslim.

Ia meminta Otoritas Pendudukan Israel untuk segera membuka kembali Masjid Al-Aqsha sambil memperingatkan tindakan entitas Zionis itu menyakiti dan menghina umat Islam, dmikian laporkan Kantor Berita Palestina WAFA yang dikutip MINA.

“Mengingat pembatasan kebebasan masuk Masjid Al-Aqsha, kami memperingatkan pihak berwenang Israel bahwa kami dan semua umat Islam di dunia berjalan di jalan yang benar serta menentang ekstremisme dan terorisme. Untuk itu, kami takkan membiarkan Anda atau siapapun untuk mengacaukan perasaan orang-orang beriman atau menghina dan mencemooh mereka dengan menggunakan berbagai tindakan provokatif terhadap tempat-tempat suci,” kata Majidov dalam sebuah pernyataan pers.

“Kami tidak akan membiarkan siapapun bertindak terhadap Muslim sesuai keinginannya dan ini adalah tugas kami untuk mempertahankan tempat suci kami, bahkan dengan nyawa kami. Hingga nafas terakhir, kami akan melindungi umat Nabi Muhammad SAW, dan kami siap untuk itu,” tegasnya.

Situasi di sekitar Masjid Al-Aqsha memanas dalam beberapa hari terakhir sejak sejak Otoritas Pendudukan Israel menutup kompleks Masjid Al-Aqsha pada hari Jumat (14/07/2017), menyusul baku tembak mematikan yang menewaskan dua petugas kemanan Israel dan tiga warga Palestina.

Pihak berwenang Israel membuka kembali masjid tersebut pada hari Ahad (16/07/2017), namun memasang alat detektor logam di gerbang masuk menuju masjid, sebuah langkah yang menurut orang Palestina bertujuan untuk mengubah status quo, keseimbangan ibadah dan hak kunjungan di tempat suci.

Sejak saat itu, jamaah muslim Palestina berkumpul di gerbang masjid, menolak memasuki situs tersuci ketiga dalam Islam tersebut melalui pintu detektor Israel. Sementara para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi tidak dilarang untuk masuk ke kompleks Al-Aqsha, sehingga menimbulkan kekesalan dari pihak muslim Palestina hingga berujung bentrokan fisik dengan polisi Israel. Terlebih setelah ada jenazah yang tidak diperbolehkan untuk dishalatkan di dalam Masjid Al-Aqsha.

Israel memanfaatkan kejadian ini sebagai alasan membagi penggunaan Al-Aqsha untuk muslim dan Yahudi berdasarkan waktu dan tempat. (T/R01/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.